Kompleks Makam Leluhur Tionghoa Ku Tiong Dikavling

Kamis 20-02-2020,04:30 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

BEBERAPA pekerja sibuk dengan kegiatan membangun rumah dalam petak-petak tanah yang sudah diatur sedemikian rupa. Tahap pekerjaan sudah memasuki bagian atap. Rangka baja ringan sebagian sudah terpasang. Yang tak lazim, bangunan rumah tersebut berdiri di atas makam.

Dari pantauan Radar Cirebon, terdapat sedikitnya 5 kavling yang sedang dalam masa konstuksi. Pembangunan yang terus berlanjut di area pemakaman warga Tionghoa ini, seolah berkejaran dengan kecepatan pemerintah melakukan penertiban.

Beberapa tokoh masyarakat keturunan Tionghoa kecewa dan kembali mendatangi Ku Tiong yang berada di Kampung Wanacala, Kelurahan/Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Selasa (18/2). Mereka juga terkejut dan kecewa setelah didapati di lokasi tersebut telah banyak bangunan makam yang dibongkar dan diratakan dengan tanah. Persis di atasnya didirikan bangunan baru.

Lokasinya tidak jauh dari Rumah Dinas Wakil Walikota Cirebon. Dilihat dari bentuknya, bangunan tersebut kemungkinan akan dijadikan unit kos-kosan.

Ketua Yayasan Cirebon Sejahtera, Hadi Susanto mengaku, sangat geram dengan pendirian beberapa bangunan yang berada di kompleks pemakaman yang dihibahkan dari tokoh masyarakat Tionghoa, Tan Tjin Kie.

“Sejujurnya sebagai masyarakat Tionghoa saya sangat sangat sedih. Saya kira pemerintah sudah buta dan tuli. Tidak mau mendengarkan kami dari masyarakat Tionghoa yang merasa dilecehkan makam leluhurnya dibongkar dan diratakan,” ungkap Hadi kepada awak media, Selasa (1/2).

Dalam sidak tersebut, Hadi datang bersama dengan pengurus Paguyuban Sosial Marga Tiong Hoa Indonesia (PSMTI) dan dengan beberapa orang ahli waris pemilik makam yang dibongkar oleh beberapa oknum masyarakat.

2

Selain itu hadir pula perwakilan dari Badan Keuangan Daerah (BKD) hingga pihak kelurahan dan aparat kepolisian. Ia berharap pemerintah untuk segera bertindak mengatasi masalah tersebut.

“Jadi tolonglah. Berikan action. Mumpung belum begitu banyak, ambil segera tindakan. Kalau sudah banyak, susah. Nanti malah mengeluarkan anggaran juga besar. Kami mohon kepada pemerintah untuk segera mengambil tindakan tegas. Jangan dibiarkan,” tegasnya.

Kekecewaan yang sama diungkapkan oleh Ketua Yayasan Bakti Cirebon Tan Un Hwat. Menurut dia, pemerintah sebelumnya telah menjanjikan untuk menjaga eksistensi Ku Tiong. Namun ternyata yang terjadi justru pembongkaran makam semakin masif. “Kita berharap pemerintah tidak diam. Harus segera bertindak,” ungkapnya. (awr)

Tags :
Kategori :

Terkait