Jadi Lokasi Karantina, Bupati Kepulauan Seribu Sambut Positif

Selasa 25-02-2020,15:45 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

BUPATI Kepulauan Seribu Husein Murad menyambut baik rencana lokasi observasi WNI dari kapal pesiar World Dream di Pulau Sebaru. “Pulau Sebaru merupakan pulau yang tidak berpenghuni atau tidak ada penduduk,” katanya.

Meski tak berpenghuni, tapi di pulau itu sudah terdapat beberapa fasilitas yang dulunya pernah digunakan sebagai tempat rehabilitasi korban narkotika. “Saya juga akan sosialisasi kepada warga, agar mereka tidak resah dan paham terhadap program pemerintah,” jelas Husein Murad.

Respons positif juga datang dari Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Iman Satria. “Rasanya cukup bagus dan saya setuju,” katanya.

Iman mendukung karena lokasi Pulau Sebaru yang strategis di ujung Kepulauan Seribu dan tidak ada aktivitas warga di pulau itu. “Sebaru adalah pulau yang di penghujung. Jadi sangat cocok untuk kegiatan observasi,” katanya.

Meski mendukung, Iman berharap Kementerian Kesehatan juga melakukan sosialisasi terhadap warga terkait penggunaan salah satu pulau di area Kepulauan Seribu itu.

“Harus ada sosialisasi. Itu urusan kementerian, sosialisasi secepatnya. Mudah-mudahan tidak ada penolakan,” kata politisi Gerindra itu.

Seperti diketahui, jumlahWNI yang bekerja di kapal ternyata tidak hanya di Diamond Princess yang kini tertahan di Yokohama, Jepang. Ada juga WNI yang bekerja sebagai ABK di kapal pesiar bernama Dream World.

2

Secara teknis, para WNI yang menjadi ABK di kapal Dream World akan dijemput menggunakan KRI Soeharso. Setelah berhasil dipindahkan mereka langsung diobservasi saat boarding di kapal.

Ya begitu skenarionya. Karena memang datanya dari awal dikatakan mereka tidak sakit Covid-19 (virus corona) tapi bisa saja ada sakit yang lain,” kata Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto.

Para ABK akan langsung diperiksa kesehatan secara menyeluruh oleh tim kesehatan yang disiapkan di atas kapal milik TNI AL tersebut. Apabila mereka dalam kondisi sehat, WNI tersebut tetap diobservasi selama 14 hari. Ratusan ABK itu masuk ke dalam kelompok Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Oleh sebab itu, perlu observasi guna menghindari risiko terburuk. Pemerintah akan berusaha mencari cara yang paling aman bagi WNI maupun masyarakat yang akan menerima mereka setelah dikembalikan ke keluarganya.

“Untuk pola ini persis yang dilakukan beberapa waktu lalu saat melakukan observasi di Natuna,” katanya, pekan lalu.

Sebelumnya kapal pesiar Dream World menurunkan seluruh penumpang di Hongkong. Selepas itu, kapal berbendera Malaysia itu langsung berlayar tanpa penumpang, namun masih ada sekitar 1.104 ABK. Dari jumlah ABK tersebut, ada juga ABK WNI.

Saat seluruh penumpang sudah turun, otoritas Hongkong langsung melakukan pemeriksaan kepada seluruh awak kapal menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) dan semuanya negatif.

Namun, beberapa hari setelah penumpang turun dari kepal tersebut salah seorang dari mereka diketahui atau dilaporkan positif terserang virus corona. Pada saat pemeriksaan kapal sudah berlayar lagi tanpa penumpang arah ke Malaysia.

Tags :
Kategori :

Terkait