94 vs 72

Sabtu 29-02-2020,07:07 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

Bahkan anak buah Mahathir sudah menyiapkan langkah kuda. Siapa tahu Anwar mengeluarkan Mahathir dari koalisi Pakatan Harapan. Mahathir --kata anak buahnya itu-- bisa menggandeng UMNO ke dalam koalisi baru. Toh sama-sama berideologi Islam, Pribumi, dan Melayu. Daripada tetap dengan Anwar yang dinilai sudah terlalu tunduk ke partai Tionghoa, DAP.

Anak buah Mahathir ini sudah menghitung kekuatan kursi di parlemen. Mereka yakin koalisi Pribumi Bersatu dan UMNO --ditambah lainnya--bisa mengalahkan PKR plus DAP. Tapi Mahathir tidak suka dengan langkah kuda seperti itu. Langkah kuda anak buahnya itulah yang dianggap Mahathir sebagai \'kudeta internal\'. Mahathir marah besar.

Terutama karena akan mengajak UMNO itu. Reputasi Mahathir memang akan habis kalau UMNO digandeng dalam koalisi-baru-menendang-Anwar ini. Tapi sebenarnya Mahathir tidak marah kalau dilakukan langkah bunglon. Tujuannya sama: menendang Anwar. Ia lebih setuju kalau anggota DPR dari UMNO itu bergabung ke Mahathir tanpa membawa bendera UMNO. Mereka harus keluar dulu dari UMNO --membawa kursinya ke Partai Pribumi.

Mahathir juga sudah menghitung: banyak yang mau dengan cara seperti itu. Maka daripada terikat pada janji dua bulan lagi dan daripada tersandera oleh UMNO Mahathir bikin langkah skak-mat: mengundurkan diri. Termasuk dari jabatan ketua umum partainya sendiri. Mahathir sudah berhitung: ia pasti ditunjuk sebagai perdana menteri sementara --tanpa didampingi menteri. Semua menteri ikut berakhir masa jabatan mereka. Sebagai penguasa tunggal itu Mahathir bisa berdagang politik lebih leluasa.

Mahathir sudah biasa menjegal siapa saja: dulu Mahathir-lah yang mengangkat Anwar sebagai wakil perdana menteri sekaligus calon penggantinya --lalu ia pecat dan penjarakan. Alasan waktu itu: Anwar dianggap lemah terhadap IMF. Anwar memilih menyerah ke IMF untuk mengatasi krisis moneter 1998. Sedang Mahathir anti IMF --dan terbukti Mahathir yang benar.

Mahathir pula yang di balik kejatuhan perdana menteri penggantinya, Pak Lah (Abdullah Badawi) karena dianggap sangat lemah menghadapi Singapura. Mahathir menghendaki Perdana Menteri Malaysia yang kuat dan agresif seperti anak muda bernama Najib Razak. Maka jadilah Najib menggantikan Pak Lah. Tapi ternyata Mahathir juga tidak menyukai Najib yang berlebihan korupsinya.

Dijatuhkanlah Najib dengan sangat sakitnya. Jadi, siapa yang akan naik jadi Perdana Menteri Malaysia berikutnya? Terserah hasil dagang sapi di parlemen. Pasar sapi itu berlangsung sejak Senin Pon lalu sampai Senin Kliwon akan datang. Barulah kalau tidak ada kecocokan harga di pasar sapi itu jalan terakhir terpaksa ditempuh: pemilihan umum yang ke 15. Sekarang inilah pertempuran yang sebenarnya antara Mahathir dan Anwar. Tua (94) lawan tua (72). (dahlan iskan)

Tags :
Kategori :

Terkait