Siaga Antisipasi Banjir Susulan

Senin 02-03-2020,09:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON– BPBD Kabupaten Cirebon masih melakukan assessment terkait  kejadian bencana banjir di dua wilayah timur Cirebon, yakni Kecamatan Pasaleman dan Kecamatan Waled, pada Sabtu (29/2) kemarin.

Sejauh ini, dari data yang masuk ke BPBD, kurang lebih 318 KK (kepala keluarga) atau 929 jiwa terdampak banjir yang diakibatkan tingginya intensitas hujan dan meluapnya Sungai Cigoang yang merupakan anak Sungai Cijangkelok.

Kepada Radar Cirebon, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon, H Eman Sulaeman menuturkan, tim siaga dari BPBD dan dukungan dari berbagai unsur, masih berada di titik kejadian bencana, untuk melakukan pendataan dan penanganan darurat untuk korban terdampak banjir.

Menurutnya, kondisi cuaca yang masih belum stabil dan cenderung sering turun hujan dalam intensitas tinggi, membuat tim yang tergabung dalam posko bencana selalu siaga. Khususnya di wilayah-wilayah yang sering menjadi lokasi rawan bencana banjir.

“Dari data yang sudah masuk, saat ini banjir kemarin setidaknya merendam 243 rumah dan mengakibatkan 929 jiwa terdampak. Saat ini, tim masih di lapangan dan melakukan pendataan, sekaligus siaga antisipasi banjir susulan,” ujarnya.

Namun demikian, menurut Eman, pihaknya mengimbau agar warga ataupun pemdes setempat aktif memberikan informasi terbaru terkait kondisi dan situasi di lokasi bencana, agar BPBD dan dinas terkait bisa maksimal dalam melakukan penanganan.

“Kita imbau agar masyarakat tetap tenang dan waspada. Utamakan keselamatan. Kalau dari kejadian kemarin, tidak ada pengungsi karena begitu sore air naik, sekitar jam 9 malam air sudah mulai surut. Korban jiwa juga tidak ada,” imbuhnya.

2

Sementara itu, Kuwu Desa Tanjung Anom, Dara Darmanto saat dihubungi Radar Cirebon menuturkan, luapan air sungai yang menerjang wilayahnya, selain dari intensitas hujan yang memang tinggi, juga ada air kiriman dari wilayah hutan yang berada tak jauh dari Desa Tanjung Anom.

“Kita juga masih melakukan pendataan. Yang jelas, mungkin ratusan rumah terdampak. Korban jiwa tidak ada. Kalau penyebabnya luapan air dari anak Sungai Cijangkelok, ada air kiriman juga dari hutan. Selama saya di sini, ini banjir terbesar. Sebelumnya tidak sampai seperti ini,” ungkapnya.

Saat ini, menurut Dara, semua rumah sudah dibersihkan oleh pemiliknya masing-masing. Kalau untuk bangunan, baik rumah warga maupun sekolah, semuanya dalam kondisi baik. Bahkan sudah dibersihkan semua oleh masing-masing warga.

Namun imbas banjir tersebut, menyebabkan berbagai kerusakan jalan yang ada di desanya. Yakni jalan yang ada di Blok Karoya itu rusak, aspalnya pada mengelupas. Lalu jalan akses menuju kantor Kecamatan Pasaleman juga rusak parah akibat banjir.

Sementara itu, Kuwu Desa Tonjong, Yuherna mengatakan, di desanya ada dua blok yang terendam banjir. Untuk Blok Singkup ada 12 rumah, sedangkan Blok Tonjong Satu ada 19 rumah, air meluap mulai pukul 18.00 WIB.

Yuherna mengungkapkan, dua blok yang terendam berasal dari dua penyebab berbeda. Kalau untuk Blok Singkup berasal dari luapan Sungai Cikangkelok, sedangkan Blok Tonjong Satu itu dari luapan Kali Leuwiliyang.

“Hewan ternak seperti ayam dan entog milik warga, banyak yang hilang hanyut kena banjir,” ujarnya.

Selain itu, menyebabkan akses jalan menuju desanya dan Desa Tanjung Anom dari luar Kecamatan Pasaleman, rusak parah. “Itu aspalnya pada mengelupas semua rusak parah,” tuturnya. (dri/den)

Tags :
Kategori :

Terkait