Atasi Abrasi, KPPE Bangun Wisata Bahari

Selasa 03-03-2020,02:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

INDRAMAYU-Pantai Utara (Pantura) Laut Jawa di wilayah pesisir Bumi Wiralodra sudah lama digerus bencana abrasi (pengikisan garis pantai oleh air laut, red).

Di wilayah pesisir Pantai Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur sendiri, bencana abrasi masih menjadi sesuatu yang menakutkan bagi masyarakat setempat. Ratusan hektare tanah warga, area tambak sampai permukiman penduduk dilumat rata dengan air laut oleh bencana abrasi yang terjadi sejak puluhan tahun lalu.

Tak mau tinggal diam, puluhan pemuda yang tergabung dalam Komunitas Peduli Pesisir Eretan (KPPE) lagi berupaya melakukan penanggulangan abrasi. Berbarengan dengan itu, mereka juga berusaha melindungi hutan mangrove yang kian terkikis sekaligus melestarikan keberadaan hewan yang dilindungi.

“Tidak hanya menanggulangi abrasi, kami juga berupaya menjadikan pesisir Eretan sebagai kawasan hutan bakau, pelestarian burung bangau dan ikan sehingga kedepannya bisa dikembangkan sebagai lokasi wisata bahari,” kata Ketua KPPE Suprapto didampingi Sekretaris Taufik kepada Radar Indramayu, kemarin (1/3).

Upaya yang dilakukan KPPE diantaranya membuat pagar bambu yang dipasangan ribuan ban bekas motor sepanjang sekitar 500 meter sejak akhir tahun 2019 lalu. Pagar ini berfungsi untuk menyaring sedimen. Hasilnyapun menggembirakan. Di lokasi itu kini perlahan mulai muncul tanah timbul yang nantinya dimanfaatkan untuk perluasan area hutan mangrove.

Ikhtiar KPPE mendapat dukungan dari banyak pihak. Seperti dari PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) yang turut menggelantorkan anggaran guna penanggulangan abrasi. Demikian pula dari Pemerintah Desa Eretan Wetan.

“Kami sangat mendukung dan mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh KPPE. Tentu kami akan terus memberikan sokongan,” tegas Kuwu H Edi Suhedi.

2

Dia membenarkan, tingkat abrasi di Wilayah Pesisir Eretan semakin mengkhawatirkan. Bahkan pada beberapa wilayah telah merusak infrastruktur pemukiman warga akibat tergerus gelombang air laut yang semakin meluas dan menjorok ke daratan.

Ditambahkan Kuwu Edi, sebelumnya di kawasan tersebut telah terdapat hutan bakau. Namun karena tidak dikelola dengan baik menjadi hilang. “Semoga kedepannya apa yang dilakukan KPPE ini bisa lestari sehingga tidak hanya menjadi pelindung pantai tetapi bisa memberikan manfaat bagi masyarakat,” harapnya. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait