IKATAN Guru Indonesia (IGI) meminta fungsi unit kesehatan sekolah (UKS) dioptimalkan. Hal itu menyusul adanya dua WNI (ibu dan anak) yang terinfeksi corona atau COVID-19.
“Kami meminta untuk mengaktifkan secara maksimal unit-unit kesehatan sekolah yang sebenarnya di sekolah sudah tersedia, hanya tidak berfungsi maksimal. Ini yang perlu diperhatikan kembali, apalagi dengan keterbatasan alat-alat yang mereka miliki,” kata Ketua Umum IGI Muhammad Ramli Rahim, Selasa (3/3).
Menurut Ramli, sekolah sesungguhnya jauh lebih antisipatif terhadap penyakit dengan menjaga kebersihan. Untuk itu perlu dikembalikan lagi kebiasaan baik tersebut.
“Kami meminta agar budaya gemar cuci tangan perlu kembali dibudayakan. Akan tetapi sabunnya harus diganti dengan sabun cair,” ujarnya.
Terlebih lagi, kata Ramli, perlu disediakan masker yang cukup di sekolah. Sehingga jika ada yang menunjukkan gejala-gejala terkena virus corona, langsung diberikan masker dan segera ditangani dengan dibawa ke unit perawatan khusus.
“Jadi seharusnya pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus menyediakan masker di sekolah dalam jumlah yang cukup,” imbuhnya.
Selain itu, Ramli juga meminta agar pemerintah pusat dan pemerintah daerah memastikan rumah sakit-rumah sakit tertentu yang memang menjadi rujukan infeksi virus corona baru penyebab Covid-19.
“Jangan sampai sekolahnya bingung dan jika ada yang sakit langsung dibawa ke puskesmas, yang dikhawatirkan akan menyebar ke tempat lain,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim meminta pemerintah segera membagi atau mendistribusikan masker ke sekolah-sekolah, sehingga warga sekolah bisa mengenakannya untuk mengantisipasi virus corona atau Covid-19.
“Harga masker saat ini relatif tinggi plus untuk mendapatkannya susah di pasaran di beberapa daerah,” ujarnya.
Satriwan juga meminta warga sekolah mengenakan masker selama proses pembelajaran berlangsung. Selain masker, pemerintah daerah diharapkan menyediakan antiseptik pembersih tangan di sekolah agar sekolah tetap menjaga pola hidup bersih dan terhindar dari penyebaran virus melalui tangan.
Satriwan juga menyarankan, bagi siswa yang batuk, flu, dan demam sebaiknya belajar di rumah dulu sampai sehat kembali. Siswa yang sakit tidak memaksakan diri ke sekolah demi kesehatan siswa yang bersangkutan dan siswa lainnya.
“Kami juga mengimbau kepada siswa, guru, orang tua, dan warga sekolah untuk menerapkan pola hidup sehat, rajin mencuci tangan, meminimalisir sentuhan tangan, membuang sampah di tempatnya, dan melakukan aktivitas untuk kesehatan lainnya,” katanya.
Terpisah, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menjelaskan tidak semua orang yang kontak langsung dengan mereka yang terinfeksi corona atau Covid-19 langsung tertular. Semua tergantung dari daya tahan tubuh.
“Tidak semua yang kontak akan sakit. Yang sakit karena imunitas tubuhnya rendah,” katanya, Selasa (3/3).