Penanganan Limbah Batu Alam Kembali Disoal

Jumat 06-03-2020,12:03 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON- Persoalan limbah batu alam kembali disoal. Pasalnya, tidak sedikit saluran irigasi tercemar dan mempengaruhi hasil produksi padi. Serikat Petani Indonesia (SPI) Kabupaten Cirebon pun angkat bicara. Mengingat, penanganan limbah batu alam belum juga tuntas.

\"Pencemaran tersebut lebih dari 10 tahun lamanya. Seperti yang terjadi di Desa Purbawinangun,\" kata Sekretaris Majelis Pertimbangan DPC SPI Kabupaten Cirebon, Dedi Supriyatno kepada Radar Cirebon, kemarin (5/3).

Dia menilai, pencemaran limbah batu alam itu merupakan persoalan klasik yang tak kunjung selesai ditangani oleh pemerintah daerah melalui Dinas Lingkungan Hidup. Sementara, sumber air petani untuk mengairi sawahnya terganggu.

\"Petani tidak cukup hanya mengandalkan air hujan. Artinya, selama ini petani memanfaatkan pengairan atau saluran irigasi yang tercemar limbah batu alam. Karena tidak ada lagi saluran air lainnya untuk dimanfaatkan,\" tuturnya.

Dia mengaku, dengan adanya pencemaran air limbah batu tersebut, tidak sedikit petani yang mengeluh. Mulai dari tanahnya berubah menjadi putih pada saat kemarau, mengeras tanah, dan hasil pertanian yang kualitasnya menurun.

\"Oleh karena itu, kami berharap kepada DLH untuk pro aktif menangani persoalan tersebut. Kasihan petani selama ini hidupnya hanya mengandalkan hasil pertaniannya,\" terangnya.

Dia menyampaikan, sebelum bergeraknya industri batu alam yang mencemari lingkungan, sungai, saluran dan irigasi tampak bersih. Bahkan, tidak sedikit warga yang memanfaatkan sumber air untuk kebutuhan sehari-hari, mulai dari mencuci baju dan tempat mandi-mandian.

2

\"Tapi itu tempo dulu. Sekarang fungsi sungai sudah berubah. Tidak memberikan manfaat kepada manusia, tumbuhan dan kehidupan di dalam sungai,\" pungkasnya. (sam)

Tags :
Kategori :

Terkait