Pascabanjir Lakukan Penanganan Jangka Pendek

Jumat 06-03-2020,21:45 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

HUJAN deras yang mengguyur Kota Cirebon pada Rabu (4/3) lalu menyebabkan sejumlah ruas jalan terendam banjir. Ketinggian muka air bervariasi dari 20-60 centimeter. Mengingat permasalahan yang pelik pada sistem drainase, Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR) sementara ini baru bisa melakukan penanganan jangka pendek.

Dari informasi yang dihimpun Radar Cirebon, banjir dua hari yang lalu terjadi di sebagian besar kawasan perkotaan seperti, Jl Cipto Mangunkusumo, Jl Pancuran, Jl Sasana Budaya, Jl Sutomo, Jl Nyi Mas Gandasari, Jl Sudarsono, Jl Sutomo, Jl Pasuketan, Jl Merdeka, Jalan Gudang, Jalan Garuda serta Jalan Ampera. 

Kepala Bidang Bina Marga DPUPR, Wadi SE mengaku telah menurunkan tim untuk melakukan analisa dan pemeliharaan. Petugas pemeliharaan drainase dan UPTD  Pengolahan Limbah air dikerahkan untuk melakukan perbaikan inlet dan drainase.

Baca juga: Anggaran Pemeliharaan Drainase Kota Cirebon Rp 150 Juta, Kebutuhan Rp 2 Miliar

“Ini upaya jangka pendek yang kita lakukan untuk mencegah terjadinya banjir kembali,” ujar Wadi, kepada Radar Cirebon, Kamis (5/3).

Dia menjelaskan, kurang berfungsi optimalnya sistem drainase adalah salah satu faktor yang menyebabkan banjir. Contohnya di Jalan Cipto Mangunkusumo dan sekitarnya. Genangan timbul karena sistem drainase yang berada di sekitarnya tidak dapat menampung intensitas air hujan yang tinggi.

“Inlet sama drainase yang sudah terjadi sedimentasi dan pendangkalan diberesin. Dibuka. Supaya air bisa lancar mengalir. Tapi ini sifatnya hanya pemeliharaan saja,” kata Wadi.

Pasalnya pemeliharaan yang dilakukan juga sedikit terkendala karena minimnya anggaran yang tersedia. Untuk tahun anggaran 2020, pemeliharaan drainase hanya dianggarkan sekitar hanya Rp125 juta pertahun (sebelumnya ditulis Rp150 juta).

Padahal menurut Wadi, idealnya anggaran untuk pemeliharaan rutin seluruh drainase yang ada di Kota Cirebon dalam satu tahun minimal Rp2 miliar. “Ya karena banyak drainase yang umurnya sudah tua. Dibangun sejak zaman Belanda,” tukasnya.

Kepala Bidang SDA, Agung Kemal Hasan menambahkan, pihaknya mengerahkan sepuluh petugas dan satu unit dump truck. Selain itu diturunkan juga truk Jetting Cap Combi guna menyemprotkan air bertekanan tinggi ke dalam saluran drainase.

\"Truk ini cuman ada lima di Indonesia, bantuan Kementrian PUPR. Mudah-mudahan cara ini bisa ampuh mengurangi genangan,\" tandasnya, didampingi Kepala Seksi Drainase Perkotaan Hendrayatmo. (awr/kri)

Tags :
Kategori :

Terkait