Belasan Pelajar Dibina setelah Terjaring saat Hendak Tawuran

Sabtu 07-03-2020,13:00 WIB
Reporter : Agus Rahmat
Editor : Agus Rahmat

CIREBON- Sebanyak 14 pelajar SMK yang diduga akan melakukan tawuran terjaring Polsek Lemahwungkuk, Jumat sore (6/3). Polisi pun memberikan pembinaan agar para pelajar itu tak mengulangi lagi aksi-aksi yang kerap meresahkan warga, bahkan menimbulkan korban jiwa maupun luka.

Pembinaannya dengan mengajak mereka melakukan salat dan mendegarkan tausiyah. Para pelajar baru bisa dipulangkan pada pukul 21.00. “Ada 14 pelajar yang terjaring operasi penyakit masyarakat (pekat) yang diduga akan melakukan tawuran di sekitar Gambirlaya Selatan depan salah satu lokasi futsal,” kata Kapolres Cirebon Kota AKBP Syamsul Huda melalui Kasubag Humas Iptu Ngatidja.

Kasubag menjelaskan, sejumlah siswa dari salah satu SMK yang saat itu hendak bermain futsal, bertemu siswa dari SMK lainnya. Mereka saling adu mulut dan hendak saling menyerang. Untungnya, polisi yang kebetulan melintas di lokasi kejadian, langsung mencegah terjadinya tawuran.

Sebanyak 14 pelajar pun digelandang ke Markas Polsek Lemahwungkuk untuk dilakukan pembinaan sampai pukul 21.00. “Kami melakukan pembinaan mental dan rohani yaitu melaksanakan Salat Asar berjamaah di aula Mapolsek Lemahwungkuk dilanjutkan memberikan pencerahan dan pembinaan mental oleh Pak Kapolsek Lemahwungkuk Iptu Abdul Majid. Lalu melaksanakan Salat Magrib berjamaah dilanjutkan dengan tausiah,” paparnya.

Selain itu, polisi juga mengundang para orang tua para pelajar tersebut untuk mendapatkan pengarahan. “Kita sudah sampaikan ke orang tua, pelajar ini kita bina dulu. Para siswa tersebut nanti dikembalikan kepada orang tuanya dengan melengkapi surat pernyataan tidak lagi melakukan tawuran, ditanda tangani siswa dan juga orang tua,” tandasnya.

CEGAH BERSAMA: Para orang tua juga dihadirkan ke Mapolsek Lemahwungkuk diajak bersama-sama mencegah tawuran pelajar.

FOTO: HUMAS POLRES CIKO FOR RADAR CIREBON

2

Selain itu pihaknya juga akan intens melakukan pembinaan langsung ke sekolah-sekolah. Yakni dengan melibatkan para guru. Ngatidja menjelaskan, langkah-langkah tersebut diharapkan efektif mencegah tawuran pelajar.

Seperti diketahui, aksi tawuran para pelajar ini selalu saja terjadi di wilayah Cirebon. Terutama di jalur by pass Kota Cirebon hingga jalur Kedawung-Plered, Kabupaten Cirebon. Bahkan pada peristiwa Kamis sore (5/3), para pelajar saling serang secara terbuka dengan menggunakan celurit, batu, dan kayu di jalur by pass Sunyaragi, Kota Cirebon.

Aksi itu direkam warga dan videonya tersebar luas melalui pesan WhatsAppi. Para pelajar terlibat saling kejar di tengah jalan pantura. Dalam video terlihat bagaimana para oknum pelajar itu begitu nekat. Mereka saling berhadapan dengan jarak yang cukup dekat dan saling mengancam memakai celurit.

Video yang diduga direkam salah seorang pengendara sepeda motor yang tengah melintas di TKP tersebut secara jelas merekam detik-detik bentrokan dua kelompok pelajar tersebut. Sejumlah pelajar yang datang dari arah PLTG Sunyaragi merangsek maju berupaya menyerang kelompok pelajar lainnya yang berada tak jauh dari SDN Sunyaragi. Hingga kemarin polisi masih melakukan penyelidikan dengan menelaah video yang sudah beredar tersebut untuk bisa mengidentifikasi oknum pelajar yang membawa celurit. (cep)

Tags :
Kategori :

Terkait