JAKARTA DARURAT CORONA

Minggu 15-03-2020,15:30 WIB
Reporter : Agus Rahmat
Editor : Agus Rahmat

Tak hanya sekolah yang ditutup. Destinasi wisata juga dilakukan penutupan untuk mereduksi penyebaran virus Corona. Ada 23 titik wisata yang tertutup untuk umum. Pengumuman itu disampaikan Pemprov DKI Jakarta melalui akun Twitter resmi pada Sabtu (14/3). Sebelumnya, pada Jumat (13/13), sebanyak 17 destinasi wisata ibu kota ditutup. Penutupan destinasi wisata di Jakarta dimulai 14 Maret hingga 29 Maret 2020. Selama penutupan akan dilakukan pembersihan dan disinfektan.

Hal ini terkonfirmasi dari juru Bicara Pemerintah soal Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto. Ia mengatakan hingga Sabtu (14/3) sore, ada 96 kasus positif Covid-19. Angka ini naik dari jumlah sebelumnya 69 orang. Artinya ada penambahan sebanyak 27 kasus baru.

Penambahan itu didapatkan dari pelacakan kontak atau tracing yang dikerjakan secara masif. Dari 96 kasus positif Covid-19, lima pasien meninggal dunia. Dari lima pasien meninggal itu, empat pasien berasal dari 69 kasus positif pertama yang ditemukan. Yakni pasien nomor 25, pasien nomor 35, pasien 36 dan pasien kasus 50.

Sementara satu kasus merupakan pasien di luar 69 yang positif Covid-19 yang diidentifikasi sebelumnya. Namun, Yurianto tidak menjelaskan jenis kelamin dan usia pasien yang meninggal tersebut. Ia menuturkan, sebarannya sudah melebar ke sejumlah daerah. Yakni DKI Jakarta, Bandung, Tangerang, Solo, Jogjakarta, Bali, Manado dan Pontianak. \"Tempat lain sekarang sedang ditracing,\" tukasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fraksi Partai NasDem Ahmad Sahroni meminta Pemprov DKI Jakarta melakukan langkah isolasi atau lockdown untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran Covid-19. \"Saya mendorong Pemprov DKI Jakarta untuk segera melakukan lockdown atau isolasi Jakarta. Dengan penyebaran yang sudah sampai di seluruh wilayah Jakarta ini, lockdown menjadi satu-satunya jalan untuk memperlambat laju penularan,\" tegas Sahroni di Jakarta, Sabtu (14/3).

Dia mengatakan langkah lockdown itu perlu dilakukan secepat mungkin untuk menghindari makin banyaknya pasien yang positif Covid-19. Sebagian besar pasien positif Covid-19 berada di Jakarta. \"Gubernur DKI Jakarta juga menyebut kasus terbanyak Corona ada di Jakarta. Jadi tunggu apa lagi. Penyebaran virus ini tidak boleh dianggap remeh. Harus segera dilakukan lockdown,\" paparnya.

Dia mencontohkan beberapa negara yang mengambil kebijakan untuk lockdown. Menurut anggota DPR asal Tanjung Priok Jakarta Utara itu, China langsung lockdown Wuhan ketika angka positifnya masih 400 orang. Kini angka penyebaran Corona di China sudah menurun sampai satu persen.

\"Italia yang baru lockdown setelah angka positif Covid-19 sudah mencapai ribuan. Akibatnya penyebaran virus makin susah dikendalikan. Mumpung angka kasus positif di Indonesia masih puluhan, lockdown harus segera dilakukan,\" terangnya.

2

Menunda lockdown, lanjutnya, berarti membiarkan penyebaran virus berjalan makin tidak terkendali. Selain itu, akan semakin menyulitkan pemerintah dalam upaya penanggulangannya. Dia menilai kalau pasien positif Covid-19 di Jakarta maupun di Indonesia dibiarkan makin banyak, sistem kesehatan yang akan kewalahan.

\"Rumah sakit overcapacity, tenaga kesehatan akan kerja 24 jam. Angka pasien yang bisa diselamatkan juga makin rendah, cost-nya juga makin tinggi,\" pungkasnya. (fin)

Tags :
Kategori :

Terkait