Kavin Arshidiqqi Peduli Kesehatan Mental Remaja, Co Founder I Am Okay, Ariel Tatum Brand Ambassador

Senin 16-03-2020,17:30 WIB
Reporter : Agus Rahmat
Editor : Agus Rahmat

Anak muda asal Cirebon menjadi pelopor layanan kesehatan mental pertama di Indonesia yang dikampanyekan kepada pelajar. Alumni SMAN 2 itu adalah Kavin Arshidiqqi (21). Digaungkan dengan nama I Am Okay, diharapkan mampu menghilangkan stigma negatif kesehatan mental anak usia remaja.

ADE GUSTIANA, Cirebon 

KAVIN adalah mantan Abang None Jakarta tahun 2018 dan berpasangan dengan Athalla Hardian. Kini, Kavin bertugas sebagai Co Founder dan Athalla sebagai Founder I Am Okay. Bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan 6 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terlibat.

Pasca berakhirnya Abang None, menjadi titik awal mereka berdua menciptakan program pengabdian kepada masyarakat tersebut. I Am Okay adalah sebuah platform yang digerakkan mereka yang berusia 18-21 tahun. Mayoritas berasal dari mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Jurusan Psikologi. I Am Okay dikampanyekan secara online dan offline.

Bagi Kavin, kesehatan mental perlu segera dibina sejak muda. Agar di masa depan, mereka dapat menyambut sukses dengan mental yang sehat. Layanan dilakukan dengan road show. Baik online maupun offline. Ariel Tatum, dipilih sebagai brand ambassador. Road show offline dilakukan di enam sekolah yang ada di Jakarta.

Enam sekolah itu mewakili semua wilayah DKI Jakarta, termasuk Pulau Seribu. Dipilih sekolah-sekolah yang memiliki isu kesehatan mental.

Mahasiswa semester VI di salah satu kampus yang ada di Bandung itu menyebutkan, kampanye dimulai dan di-launching 2 Maret di Balai Kota DKI Jakarta. Akan terus berlangsung, setidaknya hingga November menjelang ahir tahun mendatang.

2

Pria kelahiran 14 September 1999 tersebut berharap, program yang dilakukan nantinya dapat mengurangi isu kesehatan mental anak SMA di DKI Jakarta sebanyak 11,9 persen.

Ketika road show di sekolah, tim I Am Okay melakukan serangkaian tes dengan menggunakan metode focus group discussion (FGD). Ada 80 siswa, dan terbagi menjadi 8 kelompok. Artinya, masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang. Dan masing-masing kelompok juga, memiliki fasilitator.

Diantara SKPD yang terlibat adalah Dinas Kesehatan (Dinkes) yang memfasilitasi aplikasi screening kesehatan dengan standar kesehatan dunia (WHO). Melalui screening, hasilnya dapat langsung diketahui. Melalui simbol warna, yakni merah, kuning dan hijau.

Tanda merah, menunjukan kesehatan mental yang perlu dilakukan observasi selama 3 bulan oleh Dinkes melalui Puskesmas atau RSUD. Kuning, diperingatkan untuk mulai berhati-hati. “Dan hijau, menandakan tidak ada masalah kesehatan mental,” ungkapnya.

Kavin mengimbau remaja yang memiliki masalah dengan kesehatan mental untuk terbuka. Kesehatan mental, baginya, bukanlah sesuatu hal yang tabu. Dalam roadshow-nya, ada juga tes penyakit tidak menular serta mengecek kesehatan fisik.

Menangani isu kesehatan mental juga merupakan salah satu janji Kavin dan Athalla ketika pemilihan Abang None. Setelah menerapkan di Jakarta, Kavin juga memiliki rencana untuk menerapkannya di kota kelahirannya, yakni Cirebon. “Cuma sekarang kita fokus dulu di Jakarta,” tutur alumni SMPN 5 cirebon tersebut.

Ke depan, ini akan digaungkan secara nasional. Selama 4-5 bulan kedepan akan kerjasama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), dan direncanakan I Am Okay menjadi assessment tes timnas U-19 cabang olahraga prioritas menuju olimpiade 2024. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait