Isolasi dan Desentralisasi Rapid Test

Sabtu 21-03-2020,15:30 WIB
Reporter : Agus Rahmat
Editor : Agus Rahmat

Dia melanjutkan, realokasi anggaran bisa dilakukan dalam kurang dua hari, asalkan setelah keputusuan realokasi diambil oleh pemerintah. Pemerintah tinggal mengubah alokasi belanja di Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA). Adapun dana realokasi Rp62,3 triliun hanya berasal dari belanja pemerintah pusat dalam APBN 2020, belum termasuk dari penghematan di pos transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) maupun dalam APBD 2020.

Sementara itu, kata dia, penghematan dari TKDD bisa mencapai Rp56-59 triliun. Angka ini cukup besar dari perkiraan semula yang sebesar Rp17,17 trilun. “Kita identifikasi Rp56-59 triliun yang bisa dipakai atau lakukan penghematan untuk reprioritas penanganan virus corona,” ucapnya.

Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda mendukung kebijakan yang diambil pemerintah dalam penanganan virus corona yang semakin masif di Indonesia. Pasalnya, penyebaran virus corona di Tanah Air telah menjangkiti ratusan orang tepatnya 369 orang.

Sementara dari jumlah itu sebanyak 32 orang meninggal dunia, dan 17 orang dinyatakan sembuh. Oleh karena itu, saran Huda, pemerintah tidak menunggu terlalu lama menggelontorkan dana dalam meredam penyebaran virus corona.

“Dana APBD daerah untuk kunker dan lain-lain buat pejabat daerah harus dikurangi. Serta project-project penelitian yang tidak penting juga harus ditiadakan. Ini sudah darurat nasional penanganan Covid-19. Semuanya harus bersedia untuk bergerak,” ujar Huda kepada Fajar Indonesia Network, Jumat (20/3).

Ia juga mengingatkan, apabila Indonesia jadi lockdown maka bukan hanya anggaran saja yang harus disiapkan namun juga masalah distribusi dan pengamanannya juga harus disiapkan dengan matang. “Pelaksanaan ini harus kita kawal. Jika persiapan semuanya sudah matang baru kita lockdown demi menyetop virus yang semakin masif di Indonesia,” tukas dia.

Terpisah Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Ahmad Yurianto mengungkapkan terdapat penambahan sebanyak tujuh kasus pasien Covid-19 meninggal. Hingga Jumat (20/3) total kasus meninggal menjadi 32 orang. “Ada penambahan kasus yang meninggal sebanyak tujuh orang. Sehingga total kasus yang meninggal menjadi 32 orang,” ujar Yuri saat memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (20/3).

Selain itu, Yuri menuturkan secara garis besar ada penambahan kasus baru pasien positif Covid-19 sebanyak 60 kasus. Sehingga total kasus positif Covid-19 di Indonesia menjadi 369 kasus. “Secara garis besar ada penambahan kasus baru dari tanggal 19 Maret sampai dengan 20 Maret. Ada 60 kasus baru sehingga total 369,” tutur Yuri.

2

Kendati, ia menyebutkan bahwa ada pula penambahan kasus pasien yang sembuh. Menurut Yuri, hingga saat ini terdapat 17 kasus pasien yang telah dinyatakan sembuh. ”Kemudian ada penambahan satu kasus yang sembuh menjadi 17,” ucapnya.

Ia menyebutkan hampir seluruh kasus yang sembuh itu didominasi oleh faktor imunologi/imunitas yang sangat baik dari pasien. “Riset penelitian yang dilakukan oleh WHO dengan menghimpun semua ahli virus di dunia masih belum mendapatkan suatu kesepakatan yang bisa dijadikan standar dunia terkait dengan pengobatan, spesimen pengobatan yang definitif terhadap Covid-19,” ujar Yuri.

Ditambahkannya, pemerintah melalui Kemenkes merespon cepat seiring ditetapkannya Covid-19 sebagai pandemi global dengan memperluas locus laboratorium pemeriksa Covid-19 di Indonesia. Pemerintah secara resmi menunjuk Balitbangkes sebagai Laboratorium Rujukan Nasional Penanganan Covid-19 serta 12 Laboratorium Pemeriksa Covid-19 beserta wilayah kerjanya. (tim/dim/fin/ful)

Tags :
Kategori :

Terkait