Pasien PDP Corona Mengeluh Ruang Isolasi Tidak Layak, RSDGJ: Pihak RS Telah Berusaha Maksimal

Minggu 22-03-2020,12:49 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

CIREBON - Unggahan video seorang perempuan pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona terkait ruang isolasi yang tidak layak di sebuah rumah sakit, viral di media sosial.

Unggahan video di akun Instagram Hotman Paris Official tersebut ternyata benar terjadi di Kota Cirebon.

Berita Terkait: Pasien Mengaku Diisolasi di Tempat Tidak Layak di Cirebon

Pihak rumah sakit melalui Kabag Humas RSD Gunung Jati Arif Wibawa Rukmana meluruskan kabar yang beredar.

Arif menegaskan, bahwa pihak RSGJ telah berusaha maksimal untuk menangani pasien tersebut.

Adapun pasien dirawat di ruang tunggu eks ruang flu burung yang saat ini dijadikan isolasi Covid-19, dikarenakan ruang isolasi di dalamnya dengan kapasitas 6 bed, telah penuh terisi oleh 1 pasien positif corona dan 5 pasien PDP.

Arif mengatakan, pasien wanita itu datang ke posko screening RSDGJ dan dilakukan pemeriksaan oleh tim medis.

2

Sebelumnya, kata Arif, pasien tersebut baru melakukan pelatihan pramugari dan 1 ruangan bersama temannya yang diduga positif corona.

Setelah pasien wanita tersebut diperiksa di RSDGJ mengenai riwayat kontak, riwayat asma, dan lainnya, imbuh Arif, hasil ronsen menunjukkan bahwa yang bersangkutan mengalami kelainan atau infeksi pernapasan.

\"Akhirnya kita masukkan kriteria PDP. Kriteria PDP ini kan harus dirawat. Karena harus dirawat kan harus diisolasi tuh, karena pasien PDP. Memang kita ruang isolasi hanya 6 tempat tidur dan sekarang penuh,\" tuuturnya.

Karena ruang isolasi di RSGJ penuh, imbuhnya, pihak RS berusaha merujuk ke berbagai rumah sakit terdekat. Seperti RS Sidawangi dan RS Ciremai.

Namun RS Sidawangi, kata Arif, telah penuh karena telah ada 4 pasien PDP corona yang sebelumnya berasal dari RS Gunung Jati. \"RS Ciremai juga belum siap, RS Ciremai baru siap Kamis depan untuk ruang isolasi corona,\" bebernya.

\"Jadi pasien ini sementara posisinya di anterum atau ruang tunggu eks flu burung yang saat ini menjadi isolasi corona. Namanya di ruang anterum, sebetulnya mau di ruang anterum atau di ruang isolasi di dalamnya, kamarnya sama-sama tidak nyaman, namanya juga ruang isolasi. Ngga boleh ada AC, kalau ada AC malah nambah parah,\" imbuhnya.

Arif kembali menegaskan, bahwa sesuai prosedur, PDP memang harus dirawat. Ia meluruskan kabar yang beredar, mengenai pihak RS yang memaksa merawat pasien. Kemudian, kata Arif, nota baru dikeluarkan pihak RS di akhir perawatan atau ketika pasien hendak meninggalkan rumah sakit.

\"Perlu dipahami, situasi seperti ini kalau dokter sudah menetapkan dirawat maka harus dipatuhi. Masalah tidak nyaman, kita cari solusi. Kita sudah mencari rumah sakit rujukan, cuma dari semalam kita belum dapat. Masalah tidak dapat nota, pasien masih dalam proses perawatan dan belum dipulangkan dari RSGJ, maka dia belum mendapat nota rincian biaya,\" pungkasnya.

Tags :
Kategori :

Terkait