Petugas Medis Pakai Jas Hujan, Evakuasi PDP Corona di Majalengka, Rumah Sakit Akui APD Terbatas

Senin 23-03-2020,10:00 WIB
Reporter : Agus Rahmat
Editor : Agus Rahmat

MAJALENGKA- Sebuah fotoproses evakuasi pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona atau Covid-19 di Kabupaten Majalengka menyebar luas. Dua petugas tampak mengenakan jas hujan saat mengevakuasi seorang PDP coroba. Foto itu merupakan petugas Puskesmas Ligung yang mengantar PDP corona ke RSUD Cideres pada Sabtu(21/3).

Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan dan Keperawatan RSUD Cideres Kabupaten Majalengka dr Egga Akidapi Bramastatak membantah beredarnya foto dua petugas Puskesmas Ligung yang mengantar PDP corona ke RSUD Cideres dengan APD (alat pelindung diri) yang seadanya itu. Dia mengatakan APD untuk penanganan PDP corona sangat terbatas.

Bahkan stoknya hanya cukup untuk Senin ini (23/3). “Kami sangat membutuhkan APD minimal untuk 2 minggu. Mengingat masa inkubasi virus Covid-19  itu sampai 14 hari,” ujarnya kepada Radar Majalengka, kemarin (22/3).

RSUD Cideres yang berlokasi di Desa Bojong Cideres, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Majalengka, sebagai  rumah sakit rujukan penanganan virus corona. Hingga Minggu (22/3) masih ada dua orang PDP yang menjalani  perawatan intensif.

Disebutkan Egga, pada Sabtu (22/3) pasien nomor 1 asal Ligung dengan status PDP sedang dirawat. Kemudian pasien nomor 2 asal Dawuan dengan status ODP sudah  dipulangkan. Kemudian pasien nomor 3 asal Lemahsugih dengan status  PDP juga masih dirawat.

Terpisah, Bupati Majalengka yang juga Ketua Umum Tim Crisis Center Covid-19 Kabupaten Majalengka DR H Karna Sobahi MMPd mengatakan pihaknya dihadapkan pada sejumlah kendala dalam mengurus dan merawat PDP. Di antaranya adalah alat tes untuk menentukan PDP itu positif atau tidak. Alat itu adanya di Jakarta. Akibatnya, pasien harus berhari-hari menunggu keputusan hasil laboratorium.

Dampaknya pasien banyak gelisah dan cemas menunggu keputusan hasil laboratorium. Selain itu, kendala lainnya adalah sulitnya APD bagi tenaga medis, mengingat barang tersebut sangat langka. “Kalaupun harganya mahal, tak menjadi persoalan. Yang penting ada barangnya,” kata bupati.

2

“ADP digunakan 1 kali tugas dan habis pakai. Kalau 3 pasien dirawat dan shift petugas 3 kali sehari tiga 3 orang, berarti 9 APD dibutuhkan per hari dikalikan 14 hari. Satu APD harganya Rp1,8 juta. Saya berharap semua persoalan ini akan mampu diselesaikan untuk menghadapi darurat Covid-19 di kabupaten Majalengka,” ucap bupati.

Terpisah, Epidemologi Ucu Supriatna SSos MEpid mengatakan Kabupaten Majalengka harus kerja ekstra keras mencegah penularan Covid-19 karena banyak Warga Negara Asing (WNA) bekerja di Majalengka. Juga banyak pabrik dengan jumlah karyawan ribuan dalam satu pabrik.

“Jika prosedur pencegahannya lemah, penyebaran virus akan sangat cepat,” kata pria yang kini menjadi Kepala Bidang Statistik Sektoral dan Persandian pada Dinas Kominfo Kabupaten Majalengka ini.

Menurut Ucu, Covid-19 ini dalam tempo kurang dari 120 hari, lebih dari 150 negara terjangkit. “Virus menyebar dari orang ke orang dalam perjalanan lintas negara. Jadi, cegahlah penularan dari orang ke orang dalam perjalanan antarkota,” ujarnya.

Lengkapnya, lanjut Ucu, bisa dengan menjaga yang sehat jangan tertular melalui sosial distancing, menemukan,  mengobati dan mengisolasi penderita dan memutus rantai penularan. “Kemudian setiap pekerja sebaiknya melewati tunnel untuk terilisasi orang sebelum masuk pabrik dan juga ketika pulang,” bebernya. (ara/ono)

Tags :
Kategori :

Terkait