“Guru sudah dibekali e-learning dan kita menyampaikan tugas tanpa harus tatap muka secara sederhana serta mudah dipahami siswa,” katanya.
Hanya saja, kata Dedi, tidak semua siswa memiliki perangkat yang mendukung untuk PJJ. Apalagi kemampuan ekonomi dari keluarga siswa berbeda-beda. Belum lagi penggunaan kuota baik oleh guru maupun siswa. Dan ini perlu dipikirkan oleh pemerintah.
Sementara itu, Guru MTs Negeri 2 Cirebon, Dedi Supriyatno SPdI berharap, situasi saat ini dapat dipahami semua pihak. Pemberlakukan PJJ merupakan upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Untuk itu, dirinya mengingatkan siswa memanfaatkan dengan baik PJJ sekalipun dengan situasi yang berbeda-beda. Kemudian tetap menjaga kondisi kesehatan dengan istirahat cukup dan melaksanakan protokol pencegahan Covid-19. “Siswa kami minta ikuti imbauan pemerintah, terapkan physical dan social distancing,” tandasnya. (abd)