Sampai Juni Tarik SPP, Butuh Operasional, Banyak yang Tidak Tertanggulangi BOS

Kamis 16-04-2020,16:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON– Penerapan keringanan sumbangan partisipasi pendidikan (SPP) apalagi penghapusan selama masa pembelajaran dari rumah bagi siswa SMA/SMK Negeri, belum ada regulasi yang jelas. Sehingga, sejumlah satuan pendidikan SMA Negeri di Kota Cirebon masih memungut SPP kepada peserta didik.

Kepala SMAN 1 Kota Cirebon, Dr Nendi SPd MPd, keputusan tetap memungut SPP dari para peserta didik ini, karena ada komponen kebutuhan belanja sekolah yang harus dibiayai oleh kesepakatan komite. Diantaranya untuk menghonor 5 Satpam, 9 petugas kebersihan, ditambah ada guru dan staf di tata usaha (TU) yang honornya belum ter-cover.

“Walaupun kondisi saat ini sedang belajar dari rumah, tapi untuk satpam, tenaga kebersihan, beberapa guru honorer dan staf TU, mereka juga harus mendapat honor. Uangnya darimana, ya dari SPP itu. Jadi, mohon berkenannya orangtua siswa yang rizkinya lebih, bisa membantu sekolah memenuhi kebutuhan yang belum ter-cover anggaran pemerintah ini,” kata Nendi, kepada Radar Cirebon, Rabu (15/4).

Menurutnya, meskipun ada anggaran bantuan operasional sekolah (BOS), namun pihaknya mengkalkulasi 25 persen dari dana BOS tersebut setiap bulannya habis buat membayar listrik. Karena semua kelas di sekolahnya dilengkapi AC dan infokus. Fasilitas ini, sebagai salah satu nilai lebih pelayanan pendidikan kepada para peserta didik.

Belum lagi, pemeliharaan aset-aset sekolah, ketika ada bangunan gedung yang rusak dan membutuhkan penanganan perbaikan segera.

Sehingga, untuk sisa tahun ajarna 2019-2020 ini, pihaknya terpaksa mesti tetap memberlakukan SPP kepada para siswanya untuk menutupi beban operasional sekolah hingga bulan Juni. Sedangkan, untuk Juli atau pada tahun ajaran baru, ada kemungkinan SPP akan dibebaskan karena telah dicover oleh APBD Provinsi.

Menurutnya, meski tetap menarik SPP dari para siswan tapi selama ini besaran SPP tidak berlaku pukul rata bagi seluruh siswa. Ada yang Rp300 ribu, ada yang Rp200 ribu, Rp100 ribu, bahkan ada yang Rp50 ribu. Pihaknya berupaya menerapkan keringanan bagi siswa kurang mampu degan 20 persen kuota afirmasi.

2

Wakasek SMAN 2 Kota Cirebon Dedi Setiawan SPd memaparkan, terkait pembebanan SPP bagi peserta didiknya, pihaknya menyerahkan tergantung pada kepedulian orang tua siswa. Pembayaran SPP tergantung orangtua siswa kalau dalam kondisi sekarang. “Yang masuk (sudah bayar) juga masih sedikit, kita memahami kondisi ekonomi sekarang sedang sulit,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Wakasek Humas SMAN 3 Kota Cirebon Emay MPd menjelaskan, sekolahnya memang tetap memberlakukan penarikan SPP dari para siswanya. Sempat terjadi kesalahpahaman ketika beredar pesan whastapp kepada orang tua siswa SPP itu dibayarkan dengan cara ditransfer ke rekening komite sekolah.

Pihak sekolah, lantas buru-buru meralatnya, sebab mekanisme pembayaran SPP dilakukan secara langsung datang ke sekolahnya. Pihaknya menyarankan agar yang datang bukan siswa, karena mereka sedang full menjalani belajar dari rumah. Sebaiknya orang tua yang hadir, dengan tetap memberlakukan protokol pencegahan covid-19 ketika datang ke sekolah. (azs)

Tags :
Kategori :

Terkait