Pengungsi Banjir Kembali ke Rumah, Minta Pelebaran Sungai, Tidak Juga Direalisasi

Jumat 17-04-2020,22:32 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON - Banjir yang menerjang Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon sudah surut. Sejak pukul 16.00 WIB, Rabu (15/4) air sudah surut dan warga yang mengungsi sudah pulang ke rumah masing-masing.

Saat Radar Cirebon mengunjungi salah satu desa terdampak yang cukup parah yakni Gunung Sari, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, warga sedang membersihkan sisa-sisa lumpur dibantu sejumlah instansi seperti Damkar.

Plt Kuwu Gunung Sari, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, Aris Suherman menuturkan, sebanyak 40 warga mengungsi di Balai Desa Gunung Sari. Mereka terdiri dari keluarga yang rata-rata memiliki anak kecil. Sebagian lagi bertahan di rumah masing-masing. Pihaknya juga menyediakan dapur darurat di titik lain. Karena banjir kerap terjadi, sehingga bukan sesuatu yang aneh lagi bagi warga.

\"Warga yang mengungsi saat ini sudah pulang. Dan mulai membersihkan sisa-sisa banjir,\" ungkapnya.

Dari bulan Februari hingga kini, sudah sembilan kali banjir terjadi. Kebetulan, yang kemarin terhitung terparah dengan ketinggian mencapai sedada orang dewasa. Banjir yang disebabkan hujan lebat ditambah kiriman air dari Kuningan yang meluap di Sungai Ciberes. Untuk penanggulangan, pihaknya sudah meminta adanya pelebaran sungai, serta normalisasi atau pengerukan secara rutin. Namun hingga saat ini, belum rutin dan maksimal dilakukan.

\"Normalisasi terakhir dilakukan dua tahun lalu. Itupun tak maksimal, tidak sampai ke anak-anak sungai. Harusnya dari hulu ke hilir ikut dinormalisasi,\" tuturnya.

Kini, upaya konkrit yang dilakukan hanyalah imbauan kepada warga manakala musim hujan. Pihaknya terus memantau ketinggian air di pintu Sungai Suraka. Jika ketinggian sudah mencapai 70 meter, maka warga segera diimbau untuk mengungsi ke wilayah yang lebih tinggi, yakni Balai Desa, Gor atau wilayah lain yang disediakan di Gunung Sari.

2

\"Di Gunung Sari ini terutama dusun 1 menjadi desa yang terparah saat banjir. Karena datarannya juga lebih rendah. Sehingga banjir selalu pertama dan selesai terakhir dibandingkan desa lainnya di Waled,\" ungkapnya.

Ia juga menambahkan, pihaknya sudah terus mengusulkan pelebaran sungai dan normalisasi sungai setiap musrenbang. Namun hingga saat ini belum ada realisasi. Sementara itu, hingga banjir surut, sejumlah instansi dan dinas terkait sudah banyak yang memberikan bantuan mulai dari sembako dan keperluan lainnya. Sejumlah instansi juga turut membantu pembersihan bekas banjir di area fasilitas umum seperti sekolah dan masjid.

\"Usai banjir, kami juga langsung melakukan pemeriksaan bagi warga yang memiliki keluhan. Ini rutin kami lakukan, usai banjir terjadi untuk menghindari adanya dampak kesehatan pada warga,\" ungkapnya.

Sementara itu, salah satu warga terdampak Ruslan (45) berharap, banjir bisa segera ditanggulangi. Ia merasa bosan hal ini kerap terjadi. Tak ada pilihan lain karena tempat tinggalnya hanya di wilayah ini. \"Kami sangat berharap ada penanganan langsung dari pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan ini, karena di sini jadi wilayah langganan banjir,\" tukasnya. (apr)

Tags :
Kategori :

Terkait