Harga Kepokmas di Jabar Stabil, Sebagian Pasar Buka Layanan Belanja Online

Rabu 22-04-2020,13:01 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

BANDUNG - Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemdaprov Jabar) menjamin harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) di pasar menjelang bulan Ramadan stabil. Begitu juga dengan stok kepokmas yang dinilai aman bahkan sampai Idul Fitri nanti.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jabar, Arifin Soedjayana menyatakan, pengecekan harga dan stok kepokmas sejumlah pasar rakyat di Jabar rutin dilakukan, terutama di tengah pandemi Covid-19.

\"Kalau melihat situasi di pasar, barang-barang kebutuhan pokok dua hari menjelang ramadan, ketersediaan stok aman. Jadi, kalau orang nyari barang, ada. Kalau harga, hampir semuanya stabil. Tidak ada yang naik,\" kata Arifin, Rabu (22/4).

Harga kepokmas di lima pasar rakyat, yakni Pasar Kiaracondong, Pasar Baru, Pasar Sederhana, Pasar Kosambi dan Pasar Andir masih stabil di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Bandung Raya.

Harga beras IR 64 masih Rp10 ribu -Rp12 ribu per kilogram. Minyak goreng kemasan sederhana Rp11 ribu - Rp13 ribu per liter. Telur ayam broiler Rp24 ribu - Rp26 ribu per kilogram. Bawang merah Rp40 ribu -58 ribu. Daging ayam broiler Rp25 ribu - Rp30 ribu. Stok kepokmas pun masih banyak tersedia.

\"Hanya dua yang menjadi perhatian. Gula pasir yang berada dikisaran Rp17 ribu - Rp18 ribu, dan bawang putih yang berada dikisaran Rp40 ribu,\" bebernya.

\"Impor gula kristal putihnya pun masih bertahap ke Indonesia. Jadi, memang ada stok, hanya tidak berlebihan. Tapi, sementara ini, mau masuk dua hari ramadan, masih aman dan terkendali,\" imbuhnya.

2

Arifin pun mengungkapkan, bantuan sosial (bansos) total senilai Rp500 ribu dari Pemdaprov Jabar menjadi salah satu faktor pendorong stabilitas harga kepokmas di pasar rakyat. Sebab, bansos Jabar yang berupa bantuan pangan non tunai melibatkan pedagang pasar rakyat, dan dibeli dengan harga acuan.

\"Ada unsur bahan sembako dalam bansos. Dari gula, beras, minyak, dengan harga acuan. Pasti stabil dengan harga itu. Pasar dilibatkan, harga ditekan dengan harga acuan,\" katanya.

Di tengah pandemi Covid-19 dan pemberlakuan PSBB di sejumlah wilayah Jabar, kata Arifin, membuat kunjungan masyarakat ke pasar rakyat menurun. Meski begitu, sejumlah pasar rakyat sudah memberikan layanan berbelanja daring via media sosial secara mandiri.

Maka itu, penurunan kunjungan masyarakat ke pasar rakyat tidak membuat harga dan stok kepokmas bergejolak. Arifin memastikan, pihaknya akan ikut mendorong layanan daring pedangan pasar rakyat, termasuk pasar ritel modern.

\"Online masih dalam menggunakan media sosial, bukan online yang sifatnya aplikasi yang menjadi dua arah. Tapi, sudah menggunakan online. Sudah menggunakan media sosial. Orang tidak harus beli dengan datang. Kemudian juga bisa ada jasa pengantar juga,\" ucapnya.

Menurut Arifin, Kementerian Perdagangan dan DPP Asosiasi Pengurus Pasar Seluruh Indonesia (APPSI)  sedang mematangkan dan akan segera meluncurkan aplikasi DIPASAR (Digitalisasi Pasar Rakyat).

\"Ada aplikasi yang sedang dibangun adalah aplikasi yang dua arah. Tapi, yang mengembangkan di pusat, ingin launching di Bandung dan bisa digunakan di semua pasar rakyat. Mudah-mudahan tidak terlalu lama,\" katanya.

Selain itu, Arifin mengimbau kepada warga Jabar untuk tidak belanja panik (panic buying) menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri, terutama warga di daerah yang saat ini sedang memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti Bodebek dan Bandung Raya.

Tags :
Kategori :

Terkait