JAKARTA - Pemerintah Indonesia disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan virus corona (Covid-19) dengan metode Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RTPCR) atau tes PCR secara massal.
Usulan tersebut disampaikan langsung oleh anggota Majelis Nasional parlemen Korea Selatan, Kim Jin-pyo, dalam webinar yang digagas Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI pada Selasa (21/4).
\"Jika kita melakukan tes corona PCR sebanyak-banyaknya yang kita bisa, itu akan sangat membantu petugas kesehatan melacak kasus-kasus corona yang terkonfirmasi,\" kata Kim Jin-pyo.
\"Itu juga bisa membantu orang-orang melakukan karantina mandiri (terutama para pesien yang terkonfirmasi),\" kata Kim Jin-pyo dalam pertemuan virtual tersebut.
Ketua Komite Khusus Penanganan Virus Corona Parlemen Korea Selatan itu juga bercerita bahwa negaranya sempat menjadi negara dengan kasus Covid-19 tertinggi kedua di luar China.
Namun sejak itu, Korea Selatan mulai membangun sistem penanganan wabah corona hingga menerapkan pemeriksaan corona PCR massal demi menekan angka penularan.
\"Pemeriksaan masal PCR merupakan metode terpenting untuk meminimalisir angka penularan kasus corona. Meski di awal pemeriksaan massal PCR terasa mengeruk biaya yang besar, tapi di akhir langkah ini bisa mengurangi bujet pemerintah dalam menanggulangi corona,\" tuturnya.
Selain melakukan pemeriksaan massal, lanjut Kim Jin-pyo, hasil pemeriksaan juga harus dilakukan dengan cepat.
Menurutnya, kecepatan hasil pemeriksaan menjadi kunci utama lainnya agar petugas kesehatan bisa cepat menindak setiap pasien yang terkonfirmasi positif corona.
\"Hasil tes PCR di Korea Selatan dapat diketahui dalam waktu enam jam dengan tingkat akurasi hingga 95 persen. Bahkan, sekarang hasil PCR bisa terlihat lebih cepat lagi. Jadi sangat akurat. Kecepatan adalah yang utama,\" jelasnya.
Kim Jin-pyo menyebutkan, sejak dua bulan terakhir, Korea Selatan berhasil menekan angka penularan corona dengan mencatat 10.683 kasus dan 237 kematian per hari ini. \"Korea Selatan mampu melakukan 3.000 tes corona setiap harinya,\" ucapnya.
Sementara itu, Ketua BKSAP DPR RI, Fadli Zon menegaskan bahwa pemerintah juga telah berupaya melakukan tes pemeriksaan dan contact tracing semaksimal mungkin dalam membendung penularan corona. \"Banyak yang bisa diambil dan dipelajari dari negara mitra-mitra kita ini, terutama dari Korea Selatan,\" katanya.
DPR RI juga mengapresiasi kiriman bantuan 50 ribu alat tes PCR dari Korea Selatan. Selain dari pemerintahan Presiden Moon Jae-in, puluhan ribu alat tes itu merupakan bantuan dari perusahaan Korsel seperti LG.
\"Sebagai informasi, pemerintah Indonesia juga telah mengembangkan aplikasi pedulilindungi untuk memonitor pergerakan. Sehingga mempermudah contact tracing,\" kata Fadli menanggapi masukan Korsel.
Dapat diketahui, Indonesia memang menjadi salah satu negara dengan tingkat pemeriksaan tes yang rendah. Berdasarkan data Worldometer, dengan 590 kematian hingga per Selasa (21/4).