BADAN Keuangan Daerah (BKD) Kota Cirebon menghentikan sementara layanan tatap muka, sehubungan dengan adanya satu orang karyawan reaktif atau positif rapid test.
Kepala BKD Kota Cirebon Agus Mulyadi mengatakan, penghentian layanan tatap muka merupakan upaya pencegahan. Kondisi itu pun telah dilaporkan ke Walikota Nashrudin Azis. Sementara terkait karyawan yang reaktif rapid test saat ini telah diisolasi di rumah sakit.
“Kami sudah mengambil langkah-langkah, koordinasi dengan walikota dan kepala dinkes. Untuk karyawan tersebut sudah diisolasi di rumah sakit dan menunggu rontgen thorax juga swab. Mudah-mudahan hasil swab negatif,” ujar Agus saat dikonfirmasi Radar Cirebon, Selasa malam (12/5).
Dikatakan Agus, karyawan yang positif rapid test itu diketahui Senin (11/5). Karyawan itu menyampaikan informasi telah mengikuti tes cepat pada hari Sabtu (9/5), sehubungan proses skrining karena anaknya sakit.
Untuk upaya preventif, karyawan BKD sudah mengikuti rapid test pada Selasa (12/5). Ada 20 orang terutama dari bidang yang berhubungan dan berinteraksi dengan yang bersangkutan. Kendati demikian, Agus mengaku akan mengupayakan untuk dilakukan rapid test seluruh karyawan.
“Tadi rapid test karyawan semuanya negatif. Mudah-mudahan semuanya juga negatif. Dan tentunya karyawan yang positif rapid test ini kita berdoa swab juga negatif,” ucapnya.
Pembatasan layanan pada BKD diinformasikan lewat surat nomor 895.4/554/sekretariat, tertanggal 12 Mei 2020. Disampaikan bahwa terhitung Jumat 15 Mei 2020 dilakukan pembatasan pelayanan dan konsultasi pajkak daerah dengan menggunakan pelayanan secara daring lewat aplikasi Simpeda, SPTPD online, dan e-BPHTB.
Bila hendak melakukan tatap muka secara langsung di kantor BKD, sambung Agus, harus memberitahukan terlebih dahulu ke pihaknya.
“Dan memperhatikan protokol penanganan Covid-19. Pelayanan akan kembali berjalan seperti biasa mulai 28 Mei 2020,” pungkas Agus. (abd)