Kuda Gelap

Minggu 17-05-2020,05:00 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

Sayang tidak ada Rizal Ramli --ekonom yang tetap tidak setuju cetak uang. Bahkan RR --kode untuk Rizal Ramli-- menilai DPR telah keterlaluan. ”Pantas kalau Gus Dur bilang DPR itu seperti taman kanak-kanak,” ujarnya.

”Persetujuan DPR itu betul-betul konyol,” kata RR pada saya tadi malam.

”BI menolak. Menkeu menolak. Kok DPR justru memberi persetujuan,” tambahnya.

RR memang anti cetak uang-nya DPR --sekaligus anti utang-nya Sri Mulyani.

RR justru memuji langkah menteri BUMN Erick Thohir. Yang menggunakan BRI untuk cari pinjaman murah.

”BRI itu top. Bisa dapat pinjaman dengan bunga 2%. Jauh lebih murah dari pinjaman yang dibuat Sri Mulyani sebulan lalu. Yang bunganya 4,2 persen,” ujar Rizal. ”Makanya Menkeu kita itu disenangi kreditor. Bukan terbaik tapi terbalik,” tambah RR.

Saya pun japri ke Misbakhun.

”Anda sudah melihat video pernyataan RR soal taman kanak-kanak itu?” tanya saya pada Misbakhun tadi malam.

2

”Sudah. Berkali-kali,” jawabnya.

”Apakah Anda tidak perlu menemui RR? Agar terjadi dialog. Lantas bisa clear?” tanya saya lagi.

”Juga sudah. Juga sudah berkali-kali saya menjelaskan ke beliau soal quantitative easing,” ujar Misbakhun. ”Beliau kan memang punya posisi politik yang berbeda dengan pemerintahan Pak Jokowi, terutama dengan Sri Mulyani,” jawab Misbakhun. ”Dijelaskan dengan cara apa pun sulit,” tambahnya.

Kemarin malam itu saya harus bicara di dua forum Zoom. Jadwal saya ternyata tabrakan. Yang satu bicara soal dunia dan satunya lagi soal akhirat.

Yang akhirat itu forum untuk sesama ikhwan Tarekat Nahsabandiyah Qadiriyah yang berpusat di Sirna Rasa, Tasikmalaya. Temanya: mencetak hati yang bersih.

Setelah itu saya baru bergabung ke forum cetak uang yang kotor. (dahlan iskan)

Tags :
Kategori :

Terkait