Perang itu masih panjang. Tapi bukan berarti Trump melupakan tantangan Tiongkok. Amerika masih sibuk menggalang kekuatan. Yang sudah mendukung - -masih sebatas pernyataan-- adalah koalisi tetapnya: Canada, Australia, dan Inggris.
Jepang masih mikir-mikir. Uni Eropa bahkan tidak akan mengekor. India juga tidak.
Itulah hasil monitoring saya sampai tadi malam.
Tiongkok tentu perlu mengejar ”Pertamax” Twitter-nya Trump. Siapa tahu pernyataan perangnya juga diunggah lewat Twitter.
Saya sendiri tidak banyak tahu lagi tentang Twitter. Yakni sejak --ah, saya lupa sejak ada peristiwa apa. (dahlan iskan)