Berharap Keberuntungan

Senin 11-10-2010,07:35 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Untuk sebagian orang, tanggal 10 bulan 10 tahun 2010 tepat pukul 10.00 memiliki arti khusus. Ada yang memang merencanakan melakukan hal spesial pada momentum itu, tapi ada juga yang tidak terencana, namun mendapatkan kebahagiaan. Berikut adalah dua kisah berbeda dari dua fase perjalanan manusia di dunia. Ada yang lahir dan ada yang menikah pada 10-10-2010 pukul 10.00. AWALNYA cukup sulit menemukan perempuan berusia 28 tahun ini di kamar 4 RSUD Gunung Jati. Dalam buku catatan perawat, perempuan asal Desa Cempaka, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon ini ditempatkan di kamar 4 ruang 8. Tapi, catatan itu ternyata salah, setelah dicek ulang ternyata ibu yang sedang berbahagia ini, berada di ruang 9.  “Tadi ada beberapa pasien yang masuk sekaligus, jadi datanya tercecer,” tutur perawat yang berbaik hati mengantarkan wartawan koran ini. Akhirnya, ibu yang sedang berbahagia ini berhasil ditemui, Ny Sumari namanya. Kemarin, menjadi hari istimewa bagi pasangan muda ini. Tanggal 10 bulan 10 tahun 2010, pukul 10.03, Sumari resmi menjadi ibu. Dia baru saja melahirkan bayi yang sembilan bulan menghuni rahimnya. Kelahiran anak keduanya ini begitu istimewa untuk pasangan ini, sebab selain lahir pada waktu yang terbilang unik, bayi laki-laki dengan berat 3,1 kilogram ini melengkapi kebahagiaan rumah tangga Muadi (29) dan Sumari (28). “Anak pertama saya meninggal. Ini anak kedua. Saya senang sekali, nggak nyangka kok lahirnya bisa ngepas gitu,” katanya dengan raut wajah senang. Sumari mengaku tidak merencanakan sama sekali untuk melahirkan pada momen yang serba sepuluh. Bahkan, dia nyaris dioperasi cesar satu jam sebelum akhirnya memutuskan melahirkan secara normal. Sekadar tahu, Sumari sudah mulai merasakan kontraksi sejak pukul 17.00 Sabtu (9/10). Bahkan saat itu dia sudah mengeluarkan air ketuban. Kemudian, pihak keluarga membawanya ke RSUD Arjawinangun yang kemudian merujuknya ke RSUD Gunung Jati. Hingga tengah malam, Sumari belum juga menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan, sebab belum terjadi bukaan sama sekali. Hingga akhirnya, Minggu (10/10) pukul 09.00 Sumari dibawa ke ruang operasi untuk menjalani operasi cesar. Belum masuk ke ruang operasi, ternyata takdir berkata lain. Saat itu juga Sumari mengalami tanda-tanda akan segera melahirkan dan pukul 10.03, bayi laki-kali yang belum sempat diberi nama tersebut, lahir. “Tadinya sih pengen lahirnya ngepas gitu. Ya jam 10.00, tanggal 10 bulan 10 tahun 2010. Tapi pas mulai deket sembilan bulan, saya pasrah saja. Yang penting selamat, sehat. Eh nggak tahunya lahirnya bisa ngepas gitu,” papar Sumari, yang saat itu terbaring sendirian di ruang perawatan. Mengingat momentun kelahiran bayi laki-lakinya yang cukup unik, Sumari berharap agar anak laki-lakinya kelak bisa menjadi orang baik, membawa keberuntungan dan berbakti kepada orang tuanya. “Mudah-mudahan saja ya,” ucap dia. Beberapa kilometer saja dari RSUD Gunung Jati, ada juga pasangan yang sedang berbahagia. Mereka adalah Olla Tutang Priana dan Gita Purnamasari. Dua sejoli ini melakukan akad nikah tepat pukul 10.00. Uniknya, mas kawin yang diberikan Olla juga mengandung banyak unsur angka sepuluh yaitu Rp1.110.000,- Kedua mempelai ini mengaku merencanakan pernikahannya sejak 2 bulan silam, setelah sempat menjalani masa pacaran selama 3 tahun. “Kita berdua yang rencanain,” ujar Olla, saat ditemui wartawan koran ini di sela-sela resepsi pernikahannya. Pemilihan tanggal 10 bulan 10 tahun 2010 dan tepat pukul 10.00 untuk melangsungkan akad nikah, kata Olla, sebatas keinginan untuk menjalani momen sakral dalam hidupnya dengan cara yang unik. Sehingga, peristiwa pernikahannya bisa lebih dikenang seumur hidupnya. “Kan nggak bakal dua kali ada tanggal 10, bulan 10 tahun 2010 jam 10 pagi,” timpal Gita. Gita mengaku, pemilihan tanggal dan waktu pernikahannya itu tidak mendapatkan tantangan dari siapapun, termasuk kedua orang tuanya. Semuanya menyatakan setuju dan menyerahkan sepenuhnya kepada raja dan ratu sehari ini. “Ya kita berharap sih, ini bisa menjadi awal keberuntungan. Mudah-mudahan angka sepuluh jadi angka keberuntungan buat kita,” harapnya. (yuda sanjaya)

Tags :
Kategori :

Terkait