Stok Daging Sapi Kurang

Selasa 09-07-2013,10:00 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA - Memasuki bulan suci Ramadan, pemerintah mengklaim stok pangan pokok, khususnya beras aman. Badan Urusan Logistik (bulog) pun meminta masyarakat agar tidak khawatir dengan kemungkinan harga yang melambung. Kepala Bulog Sutarto Alimuso memaparkan stok beras yang dimiliki Bulog saat ini masih banyak, yakni hampir mencapai tiga juta ton. \"Kalau normalnya (jumlah tersebut, red) bisa untuk satu tahun. Jadi jangan khawatir. Alhamdulillah dengan stok itu, harga di tingkat produsen ini tidak terjadi kenaikan berarti,\" jelas Sutarto di Kompleks Istana Kepresidenan, kemarin (8/7). Meski begitu, Sutarto menuturkan, pihaknya tetap berusaha menambah persediaan beras sekitar 10 ribu ton per hari. Sebab, dia tidak memungkiri jika di sejumlah daerah, terdapat sedikit kenaikan harga beras karena terpengaruh bahan bakar. \"Karena untuk menggiling gabah itu kan perlu solar. Jadi tampaknya ada sedikit kenaikan,\" tuturnya. Sutarto melanjutkan, untuk menjaga stabilitas harga beras pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu dan memasuki Ramadan, pihaknya siap melakukan operasi pasar. Belum lama ini, bulog telah melakukan operasi pasar sebanyak 32.000 ton beras di sejumlah daerah. Operasi pasar yang dilakukan bulog tersebut dilakukan dengan cara bekerja sama dengan pemerintah daerah dengan menggunakan dua jenis beras, yaitu beras premium dan beras pemerintah. \"Kami akan terus lakukan operasi pasar. Selama harga masih ada kecenderungan naik, kami tidak akan ambil risiko. Kami akan lakukan operasi pasar. Berapa pun diperlukan, siap,\" ujarnya. Di samping beras, Bulog juga siap mendatangkan 1.000 ton daging sapi senilai sekitar Rp65 miliar untuk memenuhi kebutuhan selama bulan Ramadan. Sutarto mengakui stok daging sapi yang ada saat ini memang kurang. Karena itu, pihaknya pun diminta segera mencukupi stok tersebut. \"Insya Allah kami akan datangkan sebanyak-banyaknya di bulan Ramadan. Minimal 1.000 ton,\" paparnya. Sutarto menguraikan, komoditas daging sapi tersebut akan segera didatangkan dari Australia. Dia berharap komoditas daging sapi akan tiba di tanah air dalam waktu sepekan ke depan. \"Izin yang diberikan kepada kami untuk impor pakai kapal laut. Kami saat ini sedang minta izin untuk bisa mengimpor menggunakan pesawat. Kalau pakai pesawat, kami bisa datangkan paling lambat pekan ini atau pekan depan,\" urainya. Namun, kata dia, sebenarnya proses mengimpor daging tidak boleh mendadak. Sebab, pengimpor pada umumnya memiliki perencanaan penjualan selama satu tahun. \"Produksi daging di Australia dan New Zealand sekarang ini sedang turun karena bulan-bulan begini kan memang sedang musim dingin, pada dasarnya sedang istirahat. Jadi tidak bisa mendadak-mendadak begitu,\" ujarnya. Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menginstruksikan kepada seluruh jajaran kementerian dan lembaga untuk memberikan perhatian khusus terkait bulan Ramadan. SBY menekankan,  pelayanan terhadap masyarakat harus ditingkatkan saat Ramadan maupun mudik Lebaran. Dia juga meminta agar pemerintah memantau kenaikan harga pasca kebijakan pengurangan subsidi BBM dan menjelang Ramadan. \"Mengapa? Tentu dengan kenaikan harga BBM yang terjadi beberapa saat lalu, meski semua tahu bahwa itu memang solusi dan memang harus dilakukan untuk kebaikan semua, tapi dampaknya tetap ada. Misalnya kenaikan harga maupun kenaikan transportasi. Oleh karena itu, saya ajak seluruh jajaran pemerintah dan semua unit usaha untuk benar-benar berikan perhatian, bantuan dan layanan dibanding tahun lalu. Mari kita ringankan bebannya,\" kata SBY dalam sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, kemarin. Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyoroti tingginya harga daging sapi akibat masih kurangnya pasokan. Besan Presiden SBY ini tampak sewot atas kinerja Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan yang dinilai kurang sigap dalam upaya mengatasi kekurangan pasokan. \"Tiga bulan lalu saya sudah bilang, tambah stok, tambah stok, kok masih lelet juga,\" ujarnya dengan wajah kesal usai rapat di Kantor Kemenko Perekonomian kemarin. Menurut Hatta, secara umum harga bahan pangan menjelang Ramadan ini memang cukup terjaga karena cukupnya pasokan. Meski demikian, dia mengakui terjadi kenaikan harga yang cukup tinggi pada beberapa komoditas. Jika pasokan dalam negeri kurang, pemerintah pun siap membuka keran impor. \"Tujuan kita adalah menjaga harga jangan sampai terlalu tinggi dan memberatkan masyarakat,\" katanya. Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Khrisnamurti menyebut, beberapa komoditas bahan pangan yang harganya terkerek cukup tinggi adalah cabai rawit, bawang merah, telur, serta daging ayam. \"Untuk cabai dan bawang merah, ini memang karena pasokan kurang. Sedangkan untuk telur dan (daging, red) ayam, pasokan sebenarnya cukup, tapi permintaannya naik tinggi karena masyarakat beralih dari daging sapi yang masih mahal,\" jelasnya. Lalu, apa langkah pemerintah untuk meredam lonjakan harga? Bayu mengatakan, selain mencoba mencukupi kebutuhan pasokan, pemerintah pusat bersama pemerintah daerah juga akan menggelar pasar murah maupun operasi pasar sepanjang Ramadan. \"33 provinsi ikut serta, totalnya sekitar 190 lokasi,\" ujarnya. (ken/owi)

Tags :
Kategori :

Terkait