Polisi Bongkar Narkoba dalam LKS Siswa

Selasa 04-08-2020,23:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

JAKARTA-Polres Metro Jakarta Selatan mengungkap modus baru penyeludupan narkotika. Untuk mengelabuhi petugas, barang haram tersebut dikemas dalam buku lembar kerja siswa (LKS).

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan, aparat Satresnarkoba Polres Metro Jakarta Selatan menangkap empat kurir narkoba jaringan Sumatera-Jawa. Total ada 291 kilogram (kg) narkotika jenis ganja dan sabu yang berhasil diamankan.

“Jadi ada dua kasus yaitu penangkapan kurir ganja dengan barang bukti 160 kg dan sabu 131 kg,” katanya saat jumpa pers di Mako Polres Metro Jakarta Selatan, Senin (3/8).

Dijelaskannya, pada kasus pertama modus penyelundupan narkoba dilakukan dengan cara mengemasnya dalam buku LKS siswa. Dalam kasus ini ganja seberat 160 kg.

“Jadi modusnya seperti itu, membungkus ganja dengan lakban cokelat dan dilapisi buku dan mengirim ganja melalui kargo,” ungkap Nana.

Menurutnya, ganja yang disembunyikan dalam LKS ini sebagai kamuflase. Tujuannya agar masyarakat mengira paket tersebut adalah buku pelajaran.

“Dalam kasus ini dua kurir ditangkap. Keduanya HS alias Bejo dan NK alias Kentang. Mereka ditangkap pada 17 Juli 2020, di depan Puskesmas Belong Kelurahan Babakan Pasar Kota Bogor Jawa Barat,” katanya.

Nana pun menceritakan kronologi penangkapan kedua pelaku. Berawal dari pengembangan kasus serupa yang berhasil diungkap akhir Desember 2019 lalu, yakni 300 kg ganja dari Aceh.

Dari pengembangan tersebut, polisi mendapatkan informasi akan ada pengiriman paket ganja menggunakan kargo dengan alamat lokasi penangkapan kedua tersangka. Pada 14 Juli 2020, petugas langsung melakukan penggerebekan di kediaman kedua pelaku HS dan NK di Bogor. “Di sana kami mendapatkan 70 bungkus ganja dengan berat 70 kg dengan dibungkus pakai buku LKS,” kata Nana.

Tiga hari setelah penangkapan tersebut atau 17 Juli 2020, penyidik kembali melakukan penggerebekan di lokasi yang sama. Hasilnya petugas mengamankan lima kardus barang bukti jenis yang sama berisi 90 bungkus ganja dengan berat 90 kilogram. “Barang bukti ini juga dibungkus dengan buku LKS tadi. Seolah-olah mereka bawa buku pelajaran,” ujarnya.

Tidak hanya itu, di lokasi petugas juga mendapatkan barang bukti sabu seberat 10 gram yang disimpan dalam bungkus rokok. Pada kasus yang kedua, lanjut Nana, dua kurir sabu jaringan Sumatera-Jawa, yakni AP alias Bedul dan HG alias Bonges. Keduanya ditangkap di Kompleks Lemigas, Jalan Panjang Cipulir, Kecamatan Kebayoran Baru, Jaksel, Kamis (30/7). Mereka dicokok saat sedang menunggu paket sabu. Dari keduanya, polisi menyita 131 kilogram sabu.

“Kedua kurir berada di TKP (tempat kejadian perkara) dan sedang menunggu seseorang yang diperintahkan untuk mengambil truk (berisi sabu) tersebut,” kata Nana.

Dijelaskan mantan Kapolda Nusa Tenggara Barat tersebut, modus pengiriman sabu saat ini berbeda dengan masa sebelumnya. Saat ini pengiriman sabu dalam jumlah besar. “Untuk modus operandi, sebenarnya ini untuk pengiriman, menggunakan truk dan sebagai kamuflase, seolah-olah truk ini mengangkut batu bata dan di dalamnya ada sabu,” ujar Nana.

Dalam pemeriksaan, kedua tersangka mengaku, mendapat perintah dari seseorang bernama Santi alias Selvi untuk membawa paket tersebut. “Polisi masih memburu Selvi yang saat ini telah masuk ke dalam DPO (daftar pencarian orang),” katanya.

Selain itu, Nana Sudjana juga membeberkan peredaran narkotika saat pandemi Covid-19 makin tinggi. Berdasarkan catatan, setiap hari ada 12 hingga 20 kasus yang berhasil diungkap Polda Metro Jaya, Polres dan Polsek jajaran. “Ini menunjukan peredaran narkoba saat pandemi Covid cukup tinggi. Khusus Polda Metro Jaya selama tahun 2020 dari bulan Januari sampai saat ini, ada 2.894 kasus narkotika dengan tersangka juga sangat besar sampai 3.586 orang ya,” ungkapnya.

Tags :
Kategori :

Terkait