Potongan BLSM Sudah Disepakati, Heran Masih Ada Warga yang Tak Terima

Senin 15-07-2013,12:05 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

GEBANG- Kuwu Dompyong Wetan, Didi Sutardi kembali angkat bicara terkait keluhan warga penerima bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM). Menurut dia, mestinya warga tidak perlu mengeluh soal besarnya potongan untuk dana yang diterima. Sebab, potongan tersebut sudah melalui keputusan yang disepakati oleh berbagai unsur. “Jujur saja, saya bingung ketika mendapatkan surat pemberitahuan pencairan dana BLSM untuk Desa Dompyong Wetan. Saya bingung akan bagaimana ini pembagiannya, karena saya lihat data yang menerima itu sangat jauh perbandingannya dengan yang tidak menerima,” ujar dia, saat ditemui Radar, Minggu (14/7). Diungkapkannya, warga penerima BLSM 264. Sedangkan berdasarkan data, warga miskin di Desa Dompyong Wetan mencapai 1.755. Sehingga, sebelum pembagian BLSM, pemerintah desa menyelenggarakan rapat dengan semua elemen masyarakat, termasuk BPD, tokoh masyarakat dan perwakilan masyarakat lainnya. “Kita laksanakan rapat hari Senin (9/7). Dalam rapat tersebut disepakati keputusan bahwa yang memiliki kartu (penerima BLSM) hanya memperoleh Rp80 ribu. Dan warga yang nggak mendapatkan BLSM kita berikan dari uang potongan itu sebesar Rp40 ribu,” ungkapnya. Masih menurut Didi, dalam rapat tersebut sempat ada beberapa opsi yang diusulkan peserta rapat. Salah satunya, pemerintah desa menginginkan pemilik kartu mendapatkan Rp300 ribu (tanpa potongan). Namun opsi tersebut ditolak oleh warga yang tidak mendapat BLSM. “Tadinya opsi saya yaitu ya sudahlah dikasih bersih saja Rp300 ribu. Tapi itu ditolak sama para peserta rapat. Bahkan, ada juga opsi untuk membagi rata Rp46.600, baik pemilik kartu dan yang tidak memiliki kartu penerima BLSM. Setelah beberapa kali dipelajari, dipilihlah yang punya kartu Rp80 ribu dan yang nggak punya kartu itu Rp40 ribu,” bebernya. Ketua BPD Desa Dompyong Wetan, Udin Najmudin membenarkan bahwa BPD selaku wakil masyarakat menyetujui opsi pemilik kartu mendapatkan Rp80 ribu dan warga yang tidak mempunyai kartu Rp40 ribu. Dan dalam rapat tersebut, bukan hanya BPD saja yang menerima keputusan itu. Seluruh elemen serta perwakilan masyarakatpun menerima. Sehingga dirinya heran ketika ada masyarakat yang menolak keputusan tersebut. “Saya heran masih ada saja masyarakat yang menolak, padahal kami BPD, dan juga elemen masyarakat lainnya menyetujui keputusan rapat tersebut. Kita setujui keputusan tersebut lantaran demi pemerataan rezeki serta demi kondusifnya desa Dompyong Wetan,” tegasnya. Salah seorang tokoh masyarakat yang ikut menghadiri rapat pembagian BLSM, H Tursija juga mengamini pernyataan tersebut. Menurut dia, opsi potongan tersebut dipilih karena diyakini bisa menjadi jalan tengah. “Dari dulu pembagian BLSM dulu namanya BLT itu di Desa Dompyong Wetan selalu rancu. Sehingga belajar dari pengalaman dan untuk Desa Dompyong tetap kondusif kita setujui keputusan rapat tersebut,” tandasnya. SALAH SASARAN Sementara itu, di Kecamatan Gegesik, warga mengeluhkan pemberian BLSM yang tidak tepat sasaran. Warga juga menyayangkan tidak adanya kesadaran dari penerima BLSM yang ekonominya mapan. “Banyak orang kaya dapat BLSM, tapi kami orang yang tergolong kurang mampu justru tidak dapat. Harusnya, mereka yang mampu jangan ngambil bantuan itu,” ujar Jainab (32), warga Blok Gang Malang, Desa Jagapura Kulon, Sabtu (14/7). Dirinya juga menyayangkan respons pemerintah desa yang seolah lepas tangan atas persoalan ini. Sebab, pemdes hanya menjelaskan bahwa BLSM adalah urusan pemerintah pusat. Padahal, warga tak semuanya dapat menerima penjelasan ini secara baik. “Kami hanya bisa gigit jari saja, percuma kalau ada BLSM tapi yang dapat orang-orang yang kaya,” paparnya. Hal senada pun diungkapkan warga lainnya, Aam (33) menilai, pembagian BLSM terkesan asal-asalan. Sebab, pada praktiknya sama sekali tidak menolong warga. Antara nominal yang didapat dan peningkatan kebutuhan hidup sangat tidak seimbang. “Dapatnya memang Rp300 ribu, tapi kan dipotong Rp50 ribu. Ada juga yang dipotong Rp100 ribu untuk dibagikan ke warga yang nggak dapat. Kalau dapatnya segini, ya tetap tidak menolong warga. Harga sembako sekarang sudah sangat tinggi,“ tegasnya. (den/sam)

Tags :
Kategori :

Terkait