“Tidak mungkin tertukar. Gelang bayi memang dilepas saat bayi dipulangkan (setelah meninggal),” lanjut Tien.
Dikatakan Tien, kondisi saat proses kelahiran dini hari itu sangat gawat. Karenanya, perawat dan tenaga medis fokus menyelamatkan ibu dan bayi. Dari sana, Tien mengakui ada kemungkinan kesalahan penulisan jenis kelamin di gelang identitas.
“Itu awal kekeliruannya. Kami yakin itu bayi nyonya A (Arum),” tandas Tien.
Tien memastikan, kesalahan identifikasi kelamin itu tidak mempengaruhi proses pengobatan bayi. Tindakan yang diberikan dokter hingga bayi meninggal sudah sesuai ketentuan.
Dia menyebut, bayi meninggal dalam kondisi yang wajar. Bukan akibat kesalahan tindakan.
Perempuan berjilbab itu menjelaskan, pihak rumah sakit sudah berupaya memberi penjelasan kepada keluarga pada Sabtu (29/8) malam lalu.
“Bukan bayi yang tertukar, tapi kesalahan penyebutan jenis kelamin,” tegasnya sembari membenarkan kasus ini tengah diinvestigasi oleh Komite Etik RSUD Nganjuk.(rk/rq/die)