Babadan Berzakat, Cara Warga Indramayu Saling Bantu Lewat Pertanian
ILUSTRASI. Desa Babadan, Kabupaten Indramayu, memiliki program Babadan Berzakat yang berasal dari pertanian.--Radar Indramayu
BACA JUGA:Instagram Presiden Prabowo Mendadak Diserbu Warganet Brasil, Ini yang Terjadi
Jika dikalkulasikan dengan harga Rp6.500 per kilogram, nilai perputaran ekonomi desa bisa mencapai Rp5 miliar.
Namun, lanjut Sugeng, manfaat ekonomi dari pertanian tersebut belum dirasakan merata. Oleh karena itu, muncul gagasan untuk menghimpun zakat pertanian.
Tahun ini, terkumpul zakat berupa 317,5 kilogram beras, uang tunai Rp13.160.000, serta gabah hasil denda pelanggaran aturan panen sebanyak 300 kilogram.
Total zakat pertanian yang disalurkan mencapai 1.817 kilogram beras, ditambah 60 kilogram gabah dari sanksi denda.
BACA JUGA:Warga Cirebon 'Alergi' Provinsi Baru, Lebih Memilih Jalan Mulus
Sugeng menjelaskan, Desa Babadan memiliki aturan khusus dalam bertani, antara lain larangan bertani pada hari Jumat serta pembatasan waktu panen dari pukul 06.00 hingga 18.00 WIB.
"Petani yang melanggar aturan dikenai denda maksimal tiga kuintal gabah," ungkapnya.
Denda ini, sambung Sugeng, masuk ke kas desa dan kemudian disalurkan kembali kepada warga yang membutuhkan.
"Zakat ini berasal dari warga Babadan dan hasilnya kembali untuk warga Babadan. Tujuannya mengurangi ketergantungan terhadap bantuan sosial dari luar," ucap Sugeng
Penyaluran zakat dilakukan kepada 175 penerima manfaat, masing-masing mendapatkan 5 kilogram beras.
Selain itu, sebanyak 44 anak yatim piatu menerima bantuan uang tunai sebesar Rp100.000 per orang. Adapun sisa kas sebesar Rp2,2 juta akan digunakan untuk keperluan sosial lainnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


