Siswi Minum Racun Gegara Dikeluarkan, SMAN Tengah Tani: Itu Fitnah, Kami Tak Mengeluarkan, Tak Ada Biaya
Siswi SMAN Tengah Tani, Maonyq yang disebut minum racun karena depresi tidak sanggup membayar biaya sekolah dan kos.-Foto: R Dedi Haryadi-radarcirebon.com
RADARCIREBON.COM - Seorang siswi SMAN Tengah Tani, Maonyq Maysti Hawa disebut melakukan percobaan bunuh diri dengan menenggak racun pembersih lantai di sebuah toko buah di Pasar Kalitanjung, Kota Cirebon.
Siswi tersebut, kini terbaring dalam perawatan di Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati Kota Cirebon.
Kuasa hukum korban, A Faozan TZ SH MH menyebut, Maonyq nekat melakukan perbuatan tersebut karena tidak mampu bayar sekolah dan kos.
"Maonyq dikeluarkan dari sekolah dan juga dari tempat kos diusir karena tidak mampu bayar," katanya.
BACA JUGA:Indramayu Mulai Berlakukan Jam Malam, Ini 'Hukuman' yang Diterima Pelajar
Korban diduga depresi karena ayahnya tidak sanggup mengumpulkan uang untuk tahuin ajaran baru. Apalagi, penghasilan Maonyq dari bekerja di toko buah, hanya Rp 20 ribu per hari. Hal tersebut membuatnya putus asa.
Terkait dengan hal tersebut, Hj Euis Yeti Srinawati MPd, Kepala SMAN Tengah Tani menyampaikan klarifikasi tudingan yang dialamatkan kepada institusinya.
"Pihak sekolah tidak pernah mengeluarkan atau DO. Apalagi ada istilah dipecat. Mana ada dipecat dari sekolah. Soal biaya juga tidak ada bayar-bayar. Itu fitnah," kata Euis, saat dikonfirmasi radarcirebon.com, Senin, 9, Juni 2025.
Euis menjelaskan, siswi tersebut masuk sejak 2024, tetapi baru 1 semester tidak pernah masuk sekolah lagi.
BACA JUGA:Pemkab Majalengka Luncurkan 6 Misi Pembangunan, Apa Saja?
Bahkan dari pihak sekolah sudah pro aktif dengan melakukan home visit ke kediaman siswi. Waktu itu, alasannya siswi tidak berangkat ke sekolah karena tidak punya ongkos.
Setelah itu, praktis sekolah juga kehilangan kabar. Sebab, rumah siswi tersebut berpindah-pindah. Mulai dari Sumber, kemudian terbaru disebut ke Pasindangan.
Pada prinsipnya, Euis mempersilakan siswi untuk kembali ke sekolah, karena tidak pernah dikeluarkan. Hal tersebut juga bisa dicek dari dapodik yang sampai saat ini masih terdaftar.
"Kami mempersilakan siswa tersebut kalau mau sekolah lagi. Di dapodik juga masih ada, karena memang tidak pernah dikeluarkan," katanya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


