JPU Prihatin Komunitas LGBT di Kuningan Makin Marak
RADARCIREBON.COM - Maraknya pemberitaan tentang Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) akhir-akhir ini membuat prihatin banyak pihak, tak terkecuali para pegiat sosial yang tergabung dalam komunitas Jaring Pengaman Ummat (JPU) Kuningan.
Koordinator JPU Kabupaten Kuningan Divisi Pendidikan dan Kerohanian Nunu Setia Nugraha mengatakan, saat ini sudah banyak para pelaku seks menyimpang sesama jenis di Kabupaten Kuningan yang mulai berani tampil ke publik maupun di dunia maya.
Banyak akun grup media sosial di facebook yang dengan terang-terangan menampakkan diri tergabung dalam satu komunitas seperti Gay Remaja Kuningan (Jabar), Komunitas Gay Kuningan Jabar, Gay Official Kuningan Jabar dan lainnya bahkan dengan jumlah anggotanya mencapai ratusan hingga seribu lebih.
"Jika kita berhasil masuk kemudian melihat anggota dan membaca percakapan di komunitas tersebut, kita akan merinding dan miris."
Tidak sedikit anggota komunitas tersebut ternyata masih berusia pelajar, berprofesi sebagai pegawai bank dengan domisili dari mulai wilayah Kuningan kota hingga daerah pelosok seperti Cibingbin, Ciniru dan Ciwaru pun ada," ujar Nunu kepadar radarcirebon.com.
Anggota komunitas gay tersebut juga tanpa malu menampilkan foto wajahnya dan berkomunikasi dengan anggota yang lain dengan bahasa sehari-hari mereka.
Tanpa malu mereka menyampaikan ketertarikannya terhadap anggota yang lain dan berakhir pada ajakan untuk saling bertemu dan berkencan.
"Tak sedikit yang mengutarakan pengalaman mereka setelah kopi darat,” ucapnya.
BACA JUGA:Tingkatkan Pelayanan Penumpang Kereta Api, KAI Daop 3 Cirebon Tangani Mud Pumping, Apa Itu?
Kondisi ini, kata Nunu, sudah sangat memperihatinkan dan bisa dikatakan saat ini Kabupaten Kuningan darurat LGBT.
Menurut dia, sudah saatnya bergerak melawan keberadaan kaum yang pernah terjadi pada zaman Nabi Luth tersebut sehingga Kabupaten Kuningan terbebas dari LGBT.
Nunu mengatakan, perilaku seks menyimpang sesama jenis secara tidak langsung berdampak buruk terhadap dunia pendidikan di Kabupaten Kuningan.
Menurutnya, para pelajar yang mempunyai anggapan dirinya homo sangat rentan mengalami putus sekolah lima kali dibanding pelajar normal lainnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


