Ok
Daya Motor

Garis Tangan Tari Topeng Cirebon Diambang Punah?

Garis Tangan Tari Topeng Cirebon Diambang Punah?

Keragaman aturan gaya dalam tari topeng Cirebon itu justru menunjukkan bahwa tari topeng Cirebon adalah tarian rakyat, yang liberal mengikuti kreasi dalangnya.

Pada masa keemasan, penari topeng juga punya pengaruh, tepatnya perluasan pengaruh magi topeng ke ranah sosial.

Penari senior dari Palimanan, Nini (nenek) Keni Arja (60), misalnya, bercerita, dulu dirinya dan sejumlah penari topeng sampai dianggap sebagai sosok yang mumpuni ketika sedang menari di panggung.

Sosok penari dipercaya oleh masyarakat penontonnya sebagai perantara energi penyembuhan dan perantara pemberi berkah kebaikan. Peran seperti itu pernah dijal;ani juga oleh penari almarhumah Sawitri (dari Losari) almarhumah Rasinah (Indrmayu), dan penari pria almarhum Sujana Arja (Selangit, Palimanan). Yang terakhir ini adalah kakak kandung Nini Keni Arja. Maestro tari topeng gaya Slangit, Mimi Keni Arja meninggal dunia di usia 72 tahun. Perempuan kelahiran, Desa Slangit, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon pada 8 Desember 1946 ini menghembuskan nafas terakhirnya pada 4 September 2018, pukul 08.00 WIB karena faktor usia dan sakit-sakitan.

Tari Topeng Surut

Masa keemasan topeng mulai surut. Dari 15 gaya yang pernah ada, kini hanya ada lima gaya yang bertahan, yakni Losari, Slangit, Gegesik, Palimanan, dan Pekandangan atau Tambi.

Baca: Punahnya Mbebarang Tari Topeng Cirebon

Di Gegesik yang menjadi pusat perkembangan tari, penari topeng kini tak sebanyak dulu. Pada tiga dekade lalu hampir semua warga di Gegesik bisa menari topeng, entah itu anak penari, ataupun petani biasa. Topeng pun menjadi sesuatu yang wajib dipunyai. Namun, kini hal itu tak berlaku lagi. Jumlah penari hanya bisa dihitung dengan jari.

Topeng gaya Losari yang dulu dipopulerkan oleh Sawitri kini dilanjutkan oleh cucunya, Nur Anani atau Nani.

Topeng slangit juga diwarisi oleh Inu Kertapati. Adapun Wangi Indriya dan Aerly Rasinah masih tetap menjaga topeng gaya Indramayu.

Meski tak lagi populer di dunia pertunjukan, topeng hingga kini masih hidup dalam tradisi agraris dan pesisir warga di Pantura.

Di Lelea, sebuah kecamatan di pelosok Indramayu, tari topeng masih ditarikan setiap kali menjelang musim tanam setahun sekali.

Tari topeng mengiringi tradisi ngarot atau tradisi mencari jodoh remaja setempat. Ketika muda-mudi dipertemukan dalam arak-arakan, tari topeng akan dimainkan.

Topeng juga menjadi tarian yang wajib setiap kali ada upacara sedekah bumi atau sedekah laut di berbagai kampung nelayan, seperti Bondet, atau Gebang di Cirebon, hingga Eretan diIndramayu. (*)

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: