Daya Motor

Memprihatinkan, Dua Ruangan MTs Ma’arif NU Ciawijapura Ambruk, Puluhan Siswa Direlokasi

Memprihatinkan, Dua Ruangan MTs Ma’arif NU Ciawijapura Ambruk, Puluhan Siswa Direlokasi

Kepala MTS Ma’arif NU Boarding School Ciawijapura, Gunawan SPd sedang melihat ruangan kelas yang ambruk, Selasa (4/11/2025). -Mohamad Junaedi-RADARCIREBON.COM

CIREBON, RADARCIREBON.COM – Persoalan infrastruktur kembali menjadi persoalan di dunia pendidikan Kabupaten Cirebon.

Sebanyak dua ruangan di MTs Ma’arif NU Boarding School Ciawijapura, Kecamatan Susukanlebak, Kabupaten Cirebon ambruk, Selasa 4 November 2025 sekitar pukul 09.30 WIB.

Ruangan yang abruk terdiri dari ruang kelas IX dan laboratorium. Kendati demikian, tidak ada korban dalam insiden tersebut.

Pasalnya, pihak madrasah sudah melakukan antisipasi dengan mengosongkan ruang kelas jauh-jauh hari.

BACA JUGA:Daftar Kepala Sekolah di Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon dan Kuningan Hasil Rotasi KDM

BACA JUGA:Disdik Jabar Siap Jalankan Kebijakan Gubernur Larang Siswa Bawa Kendaraan ke Sekolah

BACA JUGA:Subur Pemulung di Bantar Gebang, Bangga Anaknya Jadi Siswa Sekolah Rakyat

“Alhamdulillah tidak ada korban, karena kami sudah memindahkan siswa ke ruang lain setelah terlihat tanda-tanda dinding retak dan atap mulai turun,” ujar Kepala Sekolah MTs Ma’arif NU Ciawijapura, Gunawan SPd saat bertemu wartawan.

Dia menjelaskan, ruangan yang ambruk kondisinya sudah lapuk. Saat musim hujan pun kerap bocor.

Sekolah yang berdiri sejak tahun 1988 itu kini hanya memiliki lima ruang kelas, namun satu ruang terpaksa tidak digunakan karena lokasinya berdekatan dengan bangunan yang roboh.

Gunawan menyebut, jumlah siswa mencapai 97 orang, dan proses belajar sementara dialihkan ke ruang aman yang masih tersisa.

“Kami sudah lama khawatir. Bangunan ini sudah rapuh, dan kami sudah sampaikan hal ini dalam beberapa kali pengajuan bantuan,” ujarnya.

MTs Ma’arif NU Boarding School Ciawijapura dikenal sebagai pelopor pendidikan menengah pertama di wilayah Susukanlebak.

Namun, kondisi bangunan madrasah yang memprihatinkan membuatnya semakin sulit bersaing dengan lembaga pendidikan lain di sekitar.

BACA JUGA:Kemenag Kabupaten Cirebon Perjuangkan Agar BOS Bisa Sentuh Guru Madrasah Swasta

BACA JUGA:DPRD Kabupaten Cirebon Janji Perjuangkan Nasib Guru Madrasah Swasta

“Madrasah ini berdiri sejak 1988, menjadi pionir bagi anak-anak desa untuk melanjutkan pendidikan. Tapi sekarang kondisinya sangat memprihatinkan,” kata Gunawan.

Gunawan menegaskan, pihaknya sudah berulang kali mengajukan bantuan ke berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat, DPRD, dan Pemerintah Kabupaten Cirebon, namun hingga kini belum ada tanggapan.

“Kami sudah mengajukan proposal bantuan sejak lama, tapi sejauh ini belum ada respon. Kami berharap pemerintah daerah, terutama Bupati dan Kemenag, bisa melihat langsung kondisi sekolah kami,” ungkapnya.

Ia juga berharap agar Kementerian Agama (Kemenag) dan organisasi keagamaan NU lebih peduli terhadap sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan mereka.

Gunawan menyayangkan kurangnya perhatian dari PCNU Kabupaten Cirebon, padahal MTs ini merupakan lembaga pendidikan di bawah payung Nahdlatul Ulama (NU).

Ia menilai, sekolah-sekolah NU seharusnya mendapat perhatian lebih, terutama di daerah pedesaan.

“Kami berharap, karena ini sekolah NU dan Bupatinya juga kader NU tulen, mestinya ada kepedulian lebih terhadap sekolah-sekolah NU. Tidak hanya MTs kami, tapi juga lembaga NU lainnya,” pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: reportase