Dipasang di Gedung Setda, Kota Cirebon Punya Peringatan Dini Gempa Bumi, Terhubung ke BMKG
Sekda Kota Cirebon Agus Mulyadi menunjukkan alat sistem peringatan dini gempa bumi di Gedung Setda Kota Cirebon, Jumat 19 September 2025.-DEDI HARYADI-RADARCIREBON.COM
RADARCIREBON.COM - Kota Cirebon kini memiliki sistem peringatan dini gempa bumi atau display early warning system.
Perangkat tersebut terintegrasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Dengan adanya perangkat ini, informasi bisa diterima lebih cepat dan memungkinkan melakukan langkah penanganan yang diperlukan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kota Cirebon, Agus Mulyadi mengatakan, pemasangan alat peringatan dini gempa bumi diharapkan dapat meningkatkan ketangguhan menghadapi potensi bencana.
BACA JUGA:Wujudkan Indonesia Emas 2045, Kemendikdasmen Siapkan Grand Design Wajib Belajar 13 Tahun
"Diharapkan adanya alat ini dapat meminimalisasi risiko kerusakan, sekaligus melindungi ketika terjadi gempa," kata Gusmul, sapaan akrabnya.
Dijelaskan dia, alat yang dipasang dapat mendeteksi gempa dengan kekuatan di atas 4 Magnitudo.
"Kalau ada gempa alarm akan berbunyi dan petugas gedung menyalakan sirine," tuturnya.
Ia menambahkan, seluruh perangkat serta instalasi dipasang langsung oleh BMKG. “Pemkot hanya menyiapkan dukungan berupa listrik dan jaringan wifi. Semua perangkat berasal dari BMKG Pusat,” tegasnya.
BACA JUGA:Indonesia Menjadi Anggota Universal Postal Union, Apa Manfaatnya Bagi Masyarakat
Kepala Pelaksana BPBD Kota Cirebon, Andi Wibowo, mengungkapkan tidak semua daerah di Jawa Barat mendapat bantuan alat tersebut.
“Di wilayah Cirebon Raya hanya Kota Cirebon, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Indramayu yang mendapatkannya. Kami sudah mengajukan usulan sejak 2024, dan pada 2025 BMKG Pusat merealisasikan pemasangan,” tuturnya.
Andi menambahkan, BPBD Kota Cirebon berencana menggelar simulasi tanggap bencana gempa bumi pada November atau Desember 2025.
“InsyaAllah bulan depan kami akan melaksanakan simulasi dengan melibatkan TNI/Polri, Basarnas, PMI, relawan, pelajar, masyarakat, hingga wartawan. Simulasi ini sekaligus uji coba penggunaan alat deteksi gempa,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


