Cara Pemkab Majalengka Hindarkan Warga dari Ganasnya Era Digital
Bupati Majalengka, H. Eman Suherman, didampingi istri, Hj Iim Maemunah Suherman, serta jajaran Forkopimda dan tokoh masyarakat menghadiri kegiatan Subuh Akbar.--Radar Majalengka
Subuh Akbar di Majalengka telah menjadi oase rohani sekaligus benteng moral bagi masyarakat.
Dengan dukungan para ulama dan partisipasi aktif warga, kegiatan ini diharapkan mampu membentuk peradaban yang tidak hanya melek digital, tetapi juga melek nilai-nilai spiritual.
Acara Subuh Akbar kali ini, diisi dengan tausiyah penuh makna oleh Dr KH Ahmad Yani MAg, Ketua At-Taqwa Centre Cirebon, sekaligus dosen UIN Siber Syekh Nurjati dan pengasuh Ponpes Daarul Faa’iziin.
BACA JUGA:Sebelumnya Tidak Pernah Menang, Warga Marikangen Dapat Hadiah Sepeda Motor
BACA JUGA:Mesin ATM Terbakar di Minimarket Cirebon, Damkar dan Polisi Turun Tangan
Dalam ceramahnya, KH Ahmad Yani menekankan pentingnya memperkuat takwa dan integritas diri dalam menghadapi tantangan era digital yang sarat krisis moral.
"Dunia ini seperti lautan dalam. Banyak yang tenggelam karena tak mampu membaca arah mata angin kehidupan," ujar KH. Ahmad Yani mengawali ceramahnya, mengutip hikmah dari Lukmanul Hakim.
Ia menjelaskan, bahwa umat Islam perlu menyesuaikan diri dengan dinamika zaman, dengan tetap berpegang pada nilai-nilai spiritual.
Merujuk pada teori futurolog Alvin Toffler, ia menguraikan tiga gelombang peradaban manusia: era pertanian, era industri, dan era informasi yang saat ini sedang berlangsung.
Menurut KH Ahmad Yani, era digital memang membawa kemudahan, tetapi juga menghadirkan ancaman serius seperti hoaks, degradasi nilai, dan kejahatan siber, termasuk judi online (judol) dan pinjaman online (pinjol).
Ia menyebut data dari PPATK yang menunjukkan lonjakan signifikan perputaran uang dalam praktik judol: Rp387 triliun pada 2023, Rp900 triliun pada 2024, dan diperkirakan menembus Rp1.200 triliun pada 2025.
"Ini bukan hanya merusak ekonomi rumah tangga, tetapi juga merusak moral, keharmonisan keluarga, bahkan meretakkan sendi-sendi sosial," tegasnya.
Sebagai solusi atas tantangan era digital, KH Ahmad Yani menyampaikan tiga wasiat Nabi Muhammad SAW yang relevan hingga saat ini.
Yakni, Al-jud min al-qillah (dermawan meski dalam kekurangan), Al-wara’ fil khalwah (menjaga integritas saat dalam kesunyian) dan Kalimatul ḥaqq ‘inda man yurjā wa yukhāf (berani berkata benar di hadapan penguasa).
"Takwa bukan hanya tampak di ruang publik, tapi diuji ketika seseorang berada sendirian. Keteguhan iman itulah yang akan menjadi pelindung kita dari gelombang zaman," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


