Ok
Daya Motor

Cara Sri Sultan Hamengku Buwono X Redam Demo di Jogjakarta, Keluar Diiringi Gending Raja Manggala

Cara Sri Sultan Hamengku Buwono X Redam Demo di Jogjakarta, Keluar Diiringi Gending Raja Manggala

Cara Sri Sultan Hamengku Buwono X meredam demo di Jogjakarta mendapatkan apresiasi publik. Gubernur DIJ itu, mengawali keluar dari Kraton Jogja dengan alunan Gending Raja Manggala.-Foto: Humas Jogja-radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM - Aksi demo juga terjadi di Jogjakarta dan memuncak pada Jumat malam, 29, Agustus 2025.

Namun, situasi yang sempat terjadi kerusuhan dan pembakaran kendaraan, dapat segera dikendalikan.

Kehadiran Sri Sultan Hamengku Buwono X yang menemui massa mendapatkan apresiasi luas.

Sri Sultan keluar menemui warga diiringi dengan Gending Raja Manggala.

BACA JUGA:Uya Kuya Sampaikan Permohonan Maaf: Beri Kesempatan Saya Agar Lebih Baik Lagi

Menurut Keraton Jogjakarta, Raja Manggala berarti raja utama. Gending ini, mengalun ketika Sri Sultan miyos untuk menerima tamu kerajaan. Penyajiannya serupa dengan Gending Prabu Mataram.

"Raja Manggala berarti pemimpin atau raja utama. Gendhing ini mengalun ketika Sri Sultan miyos untuk menerima tamu kerajaan. Penyajiannya serupa Gendhing Prabu Mataram," demikian keterangan tertulis Keraton Jogjakarta.

Alunan Gending Raja Manggala menjadi pesan bahwa Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X menyambut para peserta demo sebagai tamu kerajaan.

Sultan HB X datang ke lokasi demo dengan naik mobil berpelat AB 10 HB ditemani putri kedua GKR Condrokirono, putri keempatnya GKR Hayu serta menantu yang merupakan suami dari GKR Bendara, KPH Yudanegara.

BACA JUGA:Didampingi Pasya Unggu, Eko Patrio Sampaikan Permohohanan Maaf ke Rakyat Indonesia

Tanpa pengawalan meski aksi sempat ricuh, Sri Sultan tiba di Mapolda DIY, Jumat (29/8) sekitar pukul 22.30 WIB.

Padahal, sebelumnya aksi unjuk rasa sempat ricuh, dengan massa melakukan pembakaran dan pengerusakan terhadap aset kepolisian, termasuk kendaraan dinas dan bagian bangunan kantor.

“Kami memfasilitasi untuk berdialog dengan pemerintah pusat, baik itu saya lakukan sendiri maupun lewat surat, di mana teman-teman yang mengajukan aspirasinya. Kalau tenaga dan pikiran saya dibutuhkan, silakan. Tapi saya harus dapat suratnya sebagai dasar untuk mendiskusikan dengan pusat,” jelasnya.

Sri Sultan juga menekankan koordinasi dengan pihak kepolisian dan perlunya keterlibatan delapan perwakilan demonstran untuk membangun dialog yang berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: