Kuwu Demo Camat Arogan

Kuwu Demo Camat Arogan

Menuntut Dipindah, Ancam Tidak Setorkan PBB PABEDILAN – Puluhan aparat desa dan sejumlah kuwu se-Kecamatan Pabedilan mendatangi kantor camat setempat, kemarin (18/10). Mereka memprotes sikap Camat Pabedilan, Drs Sumantri MSi yang dinilai terlalu arogan terhadap aparatur desa. Para kuwu dan pamong desa ini mengancam tidak akan menyetorkan PBB tahunan jika dalam waktu dekat camat Sumantri tidak segera dipindah dari wilayah Pabedilan. Ancaman itu boleh jadi akan merugikan Pemkab Cirebon mengingat selama ini desa-desa di Kecamatan Pabedilan selalu lunas membayar PBB 100 persen. Sikap antipati para kuwu yang ditunjukkan kepada mantan camat Waled itu merupakan klimaks setelah dalam beberapa bulan terakhir para kuwu menilai tidak ada perubahan sikap dalam diri camat Sumantri. “Puncaknya terjadi pada Jumat lalu dimana saat itu para sekdes sedang menggelar rapat bersama dengan camat. Salahseorang sekdes dari Desa Kalibuntu datang terlambat. Merasa kecewa, pak camat kemudian mau menyusul sekdes. Tapi belum sampai di lokasi, sekdes bernama Bisri itu sudah datang ke kecamatan. Tapi yang terjadi, pak camat malah memarahinya,“ kata Koordinator Kuwu, Wahidin SIP kepada Radar di sela aksi. Yang menyakitkan kata Wahidin, dalam forum rapat itu camat Sumantri sesumbar dengan mengatakan hidup matinya perangkat desa ada di tangan camat. “Apakah pantas seorang camat mengatakan itu,“ sesalnya. Para kuwu lanjut Wahidin juga mengaku kecewa dengan sikap camat yang meremehkan keberadaan kuwu. Itu terbukti dengan tidak dilibatkannya kuwu dalam setiap pertemuan. Camat lebih sering mengundang sekretaris desa ketimbang kuwunya. Senada diungkapkan Kuwu Tersana, Maman Nuriman. Pria berambut ikal ini mengaku heran dengan sikap arogansi camat Sumantri. Padahal camat-camat sebelumnya, belum pernah ada yang bersikap seperti dia. “Setelah kami kroscek ke desa-desa lain yang pernah dipimpin camat Sumantri, ternyata merasakan hal yang sama. Dulu pernah ada warga saya yang kecewa gara-gara harus menunggu hingga berhari-hari untuk minta tandatangan karena pak camatnya tidak pernah berada di kantor. Intinya, kami memohon kepada pak bupati untuk secepatnya memutasi camat Sumantri dari Pabedilan, “ bebernya. Sementara itu, Camat Pabedilan, Drs Sumantri MSi mengungkapkan, persoalan tersebut sebetulnya hanya kesalahpahaman. Namun demikian kalau dirinya dianggap bersalah, minta dimaafkan. “Kalau memang saya dianggap salah, saya minta maaf,“ timpalnya. Terpisah, Ketua Forum Komunikasi Kuwu Cirebon (FKKC) Kabupaten Cirebon, Sukaryadi menyayangkan ada suasana tidak kondusif yang diakibatkan oleh sikap camat. Dengan kasus yang terjadi di Kecamatan Pabedilan, menambah deretan nama camat yang tidak disukai oleh kuwu. “Data kami ada sekitar 9 kecamatan yang camatnya tidak diterima oleh kuwunya, termasuk di Pabedilan. Tentu kami sangat menyayangkan kondisi ini. Sebab tujuan pak bupati untuk memberi kewenangan kepada camat itu adalah sebatas pembinaan, bukan arogansi. Kami secepatnya akan melaporkan secara resmi persoalan ini kepada pak bupati. Sebab yang kami rasakan, belakangan ini memang banyak camat yang sudah keluar dari tupoksinya,“ ungkapnya. (jun/dik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: