Perusahaan Asing Dituding Kurang Peduli Pada Warga Sekitarnya

Perusahaan Asing Dituding Kurang Peduli Pada Warga Sekitarnya

JAKARTA – Dibatalkannya kontrak kerjasama Perusahaan asing asal Singapura, PT Foster Oil Energy dengan BUMD Kota Bekasi, yakni PD Migas pertanggal Rabu (23/9) lalu, ternyata mendapatkan dukungan dari warga sekitar sumur lapangan gas jatinegara.

Menurut warga, peranan perusahaan asing Foster selama ini kurang peduli ke masyarakat, tapi mengklaim beri kompensasi rutin kepada warga sekitar. Padahal, hal itu hanya satu kalinya diberikan di tahun 2018 pada saat pengeboran sumur kedua di wilayah itu dimana disebut kawasan Jatinegara satu.

Bahkan, dengan bergulirnya isu dari kompensasi itu salah satu tokoh di wilayah yang selama ini diberikan amanat sebagai sosok Ketua Forum Komunikasi Warga Sekitar Sumur Gas Jatinegara Satu (FKWS2GNG1), merasakan tudingan dan fitnah dari warga yang menganggap menerima kompensasi, namun tidak diberikan kepada warga sekitar baru-baru ini.

Terkait hal ini Agus Ali, Ketua Forum Komunikasi Warga Sekitar Sumur Gas Jatinegara Satu (FKWS2GNG1) menegaskan, dirinya membantah kalau PT Foster memberikan dana kompensasi rutin dari operasional kegiatan pengeboran sumur Gas di wilayah Jatiraden, Jatisampurna, Kota Bekasi. Menurutnya, perihal kompensasi itu hanya baru sekali diterimanya untuk diserahkan buat masing-masing warga.

“Pemberian kompensasi dilakukan pada akhir tahun 2018, pada saat dilakukan pengeboran sumur kedua di kawasan yang disebut Jatinegara satu di wilayahnya. Adapun setelah itu, sama sekali tidak ada lagi yang diberikan kepada kami untuk warga hingga hari ini,” ungkap Agus ketika di wawancarai awak media, Selasa (6/10).

Menurutnya, pihaknya merasa ada orang tak bertanggungjawab yang ingin memfitnahnya, lantaran ada sejumlah media yang menulis kalau dia menerima kompensasi namun tak disampaikan ke warga. Dirinya pun menegaskan, hal itu tak benar.

“Tadi malam, kita kumpul bareng para anggota forum juga bang, ya untuk menjelaskan ke pengurus, sekaligus ingin meminta pendapat kawan- kawan terkait berita yang saat ini muncul yang menyatakan adanya kompensasi dari PT Foster Oil secara terus menerus,” katanya.

Lebih jauh, diakui Agus, pemberian kompensasi itu cuma satu kali yang diberikan PT Foster Oil pada tahun 2018, setelah pengeboran sumur ke dua, Kala itu pun, Agus menyebut, untuk proses administrasi dibuatlah forum komunikasi sebagai upaya mempermudah komunikasi dengan pihak KSO PT Foster. Akhirnya, dari terbentuknya Forum diusulkan agar diberikan kompensasi, serta adanya bantuan lain seperti pembangunan rumah ibadah dan perbaikan jalan.

“Jadi kompensasi yang sekali itu bukan Foster yang menawarkan tapi forum yang mengusulkan dari beberapa usulan yang ada. Selain itu, ada bantuan untuk pembangunan masjid sedangkan pembangunan jalan dilakukan oleh pemerintah daerah,” ungkapnya.

Berkaitan dengan hal itu, Agus nilai, mengacu keinginan masyarakat di lingkungan tentunya hal itu belum memuaskan, karena usulan warga masih ada yang belum diakomodir. “Kita mengajukan usulan ke KSO juga, karena usulan kita juga wajar atau etis. Contoh, saat ini kita ingin ada hidroponik tapi tak diakomodir dananya. Dan ini sekali lagi bukan perusahaan yang menawarkan tapi warga yang menuntut,” terangnya.

Agus menjelaskan, pihaknya terus menuntut supaya masyarakat yang ada di sini mendapat yang terbaik, atau bermanfaat dengan adanya kegiatan operasional pengeboran sumur Jatinegara 1. Dan kalaupun dari berita itu bilang adanya dugaan kompensasi lain atau bantuan dari perusahaan asing tersebut, semua dikonfirmasi ke forum.

Agus menambahkan, pihaknya pun menilai adanya pemutusan kontrak Pemkot Bekasi dan PT Foster Oil ini sangat didukung, dan berharap bisa dikelola sendiri oleh Pemkot Bekasi, sehingga lebih dekat daripada yang kelola malah perusahaan asing.

“InsyaAlloh harapan rekan – rekan, kalau adanya pemutusan kontrak atau manejemen berubah kita tidak masalah, tapi syukur pemkot yang mengelola karena harapan kita ini akan lebih dekat dengan warga dari pada perusahaan asing.

“Kita juga berharap, agar kalau nanti dikelola daerah tiga tuntutan warga terwujud. Intinya, saya pun sangat mendukung sekali daripada di kelola perusahaan asing. Dan kita maunya komunikasi lancar jadi warga bisa mengadu,” tambahnya. (fin)

https://www.youtube.com/watch?v=OI8hECDBOtE

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: