Sejumlah Jurnalis Jadi Sasaran Kekerasan Aparat saat Meliput Demo Omnibus Law

Sejumlah Jurnalis Jadi Sasaran Kekerasan Aparat saat Meliput Demo Omnibus Law

JAKARTA - Sedikitnya tujuh jurnalis menjadi sasaram aksi kekerasan aparat keamanan saat meliput massa unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja atau Omnibus Law di Jakarta, Kamis (8/10).

Hal itu dirilis Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, Jumat (9/10). Menurut AJI, jumlah jurnalis yang menjadi korban bisa bertambah sesuai peneulusaran dan veeifikasi perkara.

AJI membeberkan jurnalis yang menjadi korban kekerasan aparat keamanan saat meliput unjuk rasa menolak UU Omnibus Law kemarin. Salah satunya Tohirin, jurnalis CNNIndonesia.com.

Baca juga:

LBH Cirebon Sayangkan Penanganan Massa Aksi yang Ditangkap Polisi

Massa Aksi yang Diamankan Polres Ciko Total 129 Orang, Sebagian Masih Diperiksa

Ratusan Massa Ditangkap Terkait Bentrok di Jl Kartini, Begini Penjelasan Kapolres

Berdasarkan pengakuan Tohirin kepada AJI, kepalanya dipukul dan ponselnya dihancurkan polisi ketika meliput demonstran yang ditangkap kemudian dibogem di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat. Ketika itu dia tak memotret atau merekam perlakuan itu.

Polisi tak percaya kesaksiannya, lantas merampas dan memeriksa galeri ponselnya. Polisi marah ketika melihat foto aparat memiting demonstran. Akibatnya, gawai yang ia gunakan sebagai alat liputan itu dibanting hingga hancur, maka seluruh data liputannya turut rusak.

“Saya diinterogasi, dimarahi. Beberapa kali kepala saya dipukul, beruntung saya pakai helm,” kata Thohirin, yang mengklaim telah menunjukkan kartu pers dan rompi bertuliskan ‘Pers’ miliknya ke aparat.

Kemudian Peter Rotti, wartawan Suara.com yang meliput di daerah Thamrin, juga jadi sasaran polisi. Ia merekam polisi yang diduga mengeroyok demonstran.

Sontak terduga seorang polisi berpakaian sipil serba hitam dan anggota Brimob menghampirinya. Aparat meminta kamera pemuda itu, namun Peter menolak lantaran bahwa ia jurnalis yang resmi meliput.

Polisi menolak pengakuan Peter, lantas merampas kameranya. Peter diseret, dipukul, dan ditendang gerombolan polisi itu, hingga tangan dan pelipisnya memar. “Akhirnya kamera saya dikembalikan, tapi mereka ambil kartu memorinya,” ujar Peter.

Berikutnya Ponco Sulaksono, jurnalis dari merahputih.com. ponci turut jadi sasaran amuk polisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: