GMBI Minta Keraton Kanoman Tolak Greenpeace
LEMAHWUNGKUK - Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia, menyambangi Keraton Kanoman untuk beraudiensi dengan Sultan Kanoman. Pertemuan tersebut untuk menyampaikan aspirasi GMBI agar Keraton Kanoman ikut dalam penolakan kedatangan personel Greenpeace ke Cirebon yang menggunakan kapal laut Rainbow Warrior. Menurut Ketua Distrik GMBI Kota/Kabupaten Cirebon, Agus Zaenuddin, rencananya setelah berlabuh di Cirebon, personel Greenpeace akan bertandang ke Keraton Kanoman dan melakukan serangkaian kegiatan. Selain itu, personel Greenpeace juga akan melakukan beberapa aksi penolakan penggunaan batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kanci. “Tidak ada negara yang diuntungkan setelah disinggahi oleh Rainbow Warriors. Greenpeace hanya mengganggu stabilitas ekonomi Indonesia. Kami bergerak untuk NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) harga mati,” tegas Agus di pendopo Keraton Kanoman, Senin (18/10). Ditegaskan Agus, GMBI meminta agar Keraton Kanoman waspada pada ancaman budaya oleh agen asing yang sengaja diciptakan untuk merubah fungsi keraton sebagai sentra budaya menjadi sentra agen kapitalis. “Save keraton,” ucap dia. Agus menuding, Greenpeace telah melakukan kampanye hitam terhadap produk minyak kelapa sawit Indonesia, padahal satu juta orang dalam kemiskinan dan mengancam kesejahteraan lebih dari 12 juta orang lainnya yang bergantung pada industri kelapa sawit. “Greenpeace menuding industri kelapa sawit sebagai penyebab kerusakan hutan dan penyebab global warming,” katanya. Bentuk kampanye hitam lainnya, tuding Agus, adalah penggunaan visa wisata untuk berkunjung ke Indonesia khususnya Cirebon. Padahal agenda yang diusung Greenpeace di Cirebon adalah kampanye revolusi energi. Sementara itu, Juru Bicara Keraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina ST, menjelaskan, fungsi keraton adalah pemangku budaya dan adat. Misi keraton pun termasuk di dalamnya adalah menanamkan cinta lingkungan kepada masyarakat. “Kami cinta lingkungan hidup,” ucap perempuan berjilbab ini, didampingi Patih Keraton Kanoman, Muhamad Qodiran. Arimbi menegaskan, keraton sebagai pemangku budaya dan adat tidak bisa melakukan penolakan terhadap siapapun yang berkunjung dan berkegiatan di lingkungan keratin, baik itu GMBI ataupun Greenpeace, asalkan seluruh aturannya dipatuhi dan dilaksanakan. (yud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: