RI Resesi, Ekonomi Mulai Membaik

RI Resesi, Ekonomi Mulai Membaik

JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2020 mulai membaik dibandingkan kuartal II/2020. Secara tahunan (year on year/yoy) atau dibandingkan kuartal III/2019 masih mengalami kontraksi minus 3,49 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, secara kuartal (quartal to quartal/qtq), ekonomi Indonesia berhasil tumbuh positif 5,05 persen. Kondisi ini berbanding terbalik dari kuartal II/2020 lalu, yang tercatat kontraksi minus 4,19 persen (qtq).

“Ini menunjukkan perbaikan ke arah sangat positif. Kami berharap kuartal IV/2020 situasinya akan menjadi lebih baik,” katanya dalam video daring, kemarin (5/11).

Dia mengungkapkan, bahwa semua sektor sudah tumbuh positif pada Juli-September. Kondisi ini berbanding terbalik dari periode April-Juni yang mayoritas mengalami kontraksi.

Adapun sektor transportasi dan pergudangan tumbuh paling tinggi (qtq) yakni 24,28 persen. Pada kuartal II lalu, sektor ini jatuh paling dalam minus 29,18 persen. Kemudian sektor akomodasi, makanan, dan minuman yang menguat sebesar 14,79 persen (qtq). Tiga bulan sebelumnya, sektor ini jatuh minus 22,31 persen.

Capaian serupa juga dari Produk Domestik Bruto (PDB) dilihat dari pengeluaran. Dari enam komponen pengeluaran, sebanyak lima komponen sudah tumbuh positif secara kuartal. Pertumbuhan paling tinggi adalah komponen konsumsi pemerintah sebesar 16,93 persen karena didorong realisasi belanja APBN.

Sementara itu, konsumsi rumah tangga tumbuh positif 4,70 persen (qtq) dari sebelumnya minus 6,53 persen. Lalu, ekspor juga perlahan pulih menjadi tumbuh 12,14 persen (qtq) dari sebelumnya minus 12,83 persen. Sedangkan impor yang tampak masih lesu yakni minus 0,08 persen. Namun, membaik dari sebelumnya minus 14,18 persen.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III lebih baik dari sebelumnya, menunjukkan aktivitas ekonomi ke arah positif. “Ini menunjukkan pemulihan ekonomi dan pembalikan arah atau turning point dari aktivitas ekonomi nasional yang menunjukkan ke arah positif,” kata bendahara negara ini, kemarin.

Sinyal pemulihan ekonomi nasional pada kuartal III ini, kata dia, beradal dari berbagai sektor industri. Di antaranya sektor informasi dan komunikasi mencapai 10,6 persen. Lalu, sektor jasa keuangan mencapai 15,3 persen, serta sektor pertanian sekitar 2,2 persen yang enjadi salah satu sektor yang terus positif sejak pandemi terjadi di Indonesia. “Ini karena ada peningkatan produksi akibat bergesernya masa panen,” katanya.

Sedangkan, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyakini investasi akan terus merangkak ke arah positif. Apalagi, dengan adanya Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja yang baru saja disahkan DPR. “Perbaikan kinerja ekonomi nasional baik dari sisi konsumsi dan investasi diharapkan terus berjalan, meningkat, dan terakselerasi,” tutur dia.

Terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani mengaku sudah memperkirakan Indonesia resesi. Meski begitu, dia optimis pada kuartal keempat capaian pertumbuhan akan kian baik. “Di kuartal IV ini kami harap pemerintah bisa bekerja lebih keras lagi untuk memacu normalisasi ekonomi,” ujar Shinta, kemarin.

Shinta menyatakan bahwa dunia usaha terus mengupayakan segala cara untuk bertahan dan memanfaatkan semua stimulus yang ditawarkan pemerintah. “Kami mendukung pemerintah Indonesia dalam upaya-upaya mendatangkan investor, memperlancar distribusi stimulus kepada pelaku usaha. Kami harap dengan upaya ini, ekonomi kita bisa bertahan, terus berkembang dan semakin cepat pulih dari krisis,” pungkasnya. (din/fin)

https://www.youtube.com/watch?v=i8zi9QLe2qY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: