Satgas Tambah 7.000 petugas penelusur di 10 Provinsi

Satgas Tambah 7.000 petugas penelusur  di 10 Provinsi

JAKARTA – Satgas Penanganan COVID-19 menambah 7.000 tracker atau petugas penelusur di 10 provinsi prioritas penanganan COVID-19. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pelacakan orang-orang yang mungkin terinfeksi virus tersebut.

“Pada 10 provinsi terpilih itu kita lakukan di 1.612 Puskesmas dan di 51 kabupaten dan kota, kita rekrut 7.000 petugas tracker,” kata Kasubbid Tracking Satgas COVID-19, Kusmedi Priharto saat diskusi daring di Jakarta, Kamis (19/11).

Ia mengatakan untuk melakukan penelusuran orang-orang yang mungkin terpapar virus, merupakan pekerjaan sulit. Apalagi, harus berpacu dengan waktu. Karena itu, pemerintah menambah tenaga di 10 provinsi prioritas agar pekerjaan lebih cepat.

Selain itu, Satgas COVID-19 juga mengaktifkan para perangkat rukun tetangga dan rukun warga, camat, lurah dan kader lainnya sebagai informan.

“Mereka bertugas sebagai informan. Jadi kalau ada warganya yang terpapar tinggal lapor. Kita akan langsung lakukan penelusuran melalui petugas,” imbuhnya.

Tidak hanya secara manual, Satgas Penanganan COVID-19 juga memanfaatkan teknologi digital dalam melacak siapa saja yang kemungkinan terpapar Corona melalui pindai kode batang.

Hal senada disampaikan Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19, Sonny Harry B. Harmadi. Menurutnya, saat ini Satgas memiliki 32 ribu duta perubahan perilaku yang bekerja di lapangan.

Para duta perubahan perilaku tersebut juga terpantau dengan aplikasi monitoring perubahan perilaku. Sebanyak 7,8 juta orang telah diedukasi oleh duta perubahan perilaku. “Dari 7,8 juta yang diedukasi ada sekitar 50 ribu yang menolak,” kata Sonny.

Umumnya yang menolak edukasi perubahan perilaku tersebut berada di Provinsi Yogyakarta, Papua dan Jambi. “Di tiga daerah itu, ke depan edukasi perubahan perilaku akan lebih diperkuat. Selain itu, sosialisasi pentingnya disiplin 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) akan terus dilakukan. Ini demi mencegah terjadinya penularan,” pungkasnya. (rh/fin)

https://www.youtube.com/watch?v=4eLNLF59G8U

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: