Dana Bantuan Kemanusiaan Naik 40%

Dana Bantuan Kemanusiaan Naik 40%

JAKARTA - Badan PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan OCHA (Office for the Coordination of Humanitarian Affairs) memperkirakan, bahwa akan terjadi peningkatan jumlah orang yang membutuhkan bantuan kemanusian pada 2021 sebesar 40%. Peningkatan tersebut tidak terlepas dari dampak pandemi Covid-19.

OCHA menyebutkan, hal itu dalam laporan tahunan terbarunya Global Humanitarian Overview. Laporan itu mengatakan, untuk menjangkau 160 juta orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan akan dibutuhkan dana USD $ 35 miliar, lebih dua kali lipat daripada dana USD 17 miliar yang telah disediakan oleh para donor untuk tanggap darurat kemanusiaan internasional sepanjang 2021.

\"Gambaran ini adalah perspektif paling suram dan tergelap tentang kebutuhan kemanusiaan yang pernah kami buat, dan itu karena pandemi telah menuai kematian di negara-negara paling rapuh dan rentan di planet ini,\" kata kepala kemanusiaan PBB Mark Lowcock, Direktur OCHA, Kamis (12/3).

\"Untuk pertama kalinya sejak 1990-an, kemiskinan ekstrem akan meningkat, usia harapan hidup turun, angka kematian tahunan akibat HIV, tuberkulosis, dan malaria meningkat dua kali lipat,\" tambahnya.

Menurut laporan OCHA, negara-negara lain yang terutama membutuhkan bantuan kemanusiaan termasuk Afghanistan, Kongo, Haiti, Nigeria, Sudan Selatan, Ukraina, dan Venezuela.

Negara pendatang baru yang masuk daftar tahun ini adalah Mozambik, di mana aktivitas ekstremis meningkat di utara, Pakistan dan Zimbabwe.

Mark Lowcock mengatakan, semua itu bukan dampak langsung pandemi, melainkan dampak runtuhnya perekonomian yang memiliki efek terbesar pada kebutuhan kemanusiaan.

\"Ini semua menghantam orang-orang termiskin di negara-negara termiskin, yang (kondisinya) paling parah dari semuanya. Untuk yang termiskin, pukulan akibat pandemi akan berlangsung lama dan keras,\" ungkapnya.

Mark Lowcock menuturkan, pada pengarahan PBB di New York tentang gambaran umum situasi kemanusiaan bahwa PBB mungkin akan membutuhkan sekitar USD 20 miliar sampai akhir tahun ini.

\"Namun kesenjangan antara kebutuhan dan pendanaan semakin besar dan PBB mencari dana berharap pada \"aktor baru\" yang bisa tampil pada tahun 2021, termasuk pemerintahan baru Presiden terpilih AS Joe Biden,\" ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan, anggaran bantuan kemanusiaan sekarang menghadapi kekurangan yang mengerikan karena dampak pandemi Covid-19 terus memburuk, dan kemiskinan ekstrem telah meningkat untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu generasi.

\"Kehidupan orang-orang di setiap negara dan penjuru dunia telah terguncang oleh dampak pandemi,\" kata Guterres.

\"Mereka yang sudah hidup di ujung tanduk kini terpukul secara tidak proporsional oleh kenaikan harga pangan, penurunan pendapatan dan penutupan sekolah.\" pungkasnya. (der/fin)

https://www.youtube.com/watch?v=Oz0f2CnmUCA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: