Skeptimisme bikin Mercedes Kuat, Lho Kok Bisa?
MUENCHEN - Jelang musim 2021 dimulai, Bos Mercedes, Toto Wolff mengaku jika timnya dihantui keraguan dan pesimisme. Juara konstrukstor tujuh tahun berturut-turut merasa skeptimisme menghadapi bergulirnya musim baru. Namun, menurut pria yang menjabat sebagai team principal, sekaligus CEO dari Mercedes-AMG Petronas Motorsport itu, perasaan yang demikian justru menjadi kekuatan Mercedes.
“Pada dasarnya kami di Mercedes adalah orang-orang yang skeptis. Inilah yang membuat kami terus mengejar target yang kami tetapkan sendiri, dan bahwa kami masih mengejar ketertinggalan (atas rival-rival kami),” kata Toto Wolff kepada Autosport.
Perlu diketahui, pabrikan asal Jerman itu memulai dominasinya, sejak musim Formula 1 2014. Dengan diperkenalkannya teknologi turbo hybrid di ajang motorsport ini, Mercedes memulai era baru kompetisi F1, dan mengakhiri dominasi Red Bull Racing.
Diakui Toto Wolff, tujuh gelar di kelas konstruksi tidaklah memudahkan mereka untuk mempertahankan prestasi tersebut. Dan hanya ketika sebuah musim itu selesai, baru beban yang membuat kewalahan itu, dapat diangkat dari bahu mereka.
“Kami sendiri tidak mengerti betul tentang apa yang menjadi penyebabnya. Namun beban itu baru benar-benar terangkat ketika semuanya berakhir di penghujung musim. Intinya, kami di Mercedes tidak haus akan sanjungan. Namun begitulah kami,” pria Austria itu.
Jika bicara skeptimisme dan pesimisme, maka Mercedes berhak untuk khawatir di musim 2021 kali ini. Red Bull yang menutup musim 2020 lalu dengan kemenangan Max Verstappen di seri penutup, punya optimisme baru untuk menantang sang juara bertahan.
“Saya pikir saya sudah lebih berkembang di bandingkan tahun lalu. Semua orang tentunya ingin selalu menjadi lebih baik, (Intinya) kami tidak akan menyerah (untuk gelar juara di musim 2021 ini),\" ucap bos Red Bull Racing, Christian Horner.
Bergabungnya pembalap Racing Point Sergio Perez di kursi pembalap kedua Red Bull, juga diperkirakan bakal menambah daya dobrak rival Mercedes itu. Perez yang finis di posisi keempat musim lalu, diharapkan mampu mengawal Verstappen menjatuhkan Hamilton dari tahtanya. (mid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: