Donald Trump Hancur, Kim Jong Un Masih Sebut AS Musuh Terbesar

Donald Trump Hancur, Kim Jong Un Masih Sebut AS Musuh Terbesar

PYONGYANG - Era kepemimpinan Donald Trump di Amreka Serikat (AS) telah usai, tapi Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un masih menganggap AS sebagai musuh terbesarnya.

Kim meyakini, Washington akan tetap mempertahankan kebijakan-kebijakan zalimnya, meski Donald Trump sudah terseingkir dari Gedung Putih.

Dia juga mengatakan, kebijakan permusuhan Washington terhadap Korea Utara tidak akan berubah terlepas dari siapa yang menempati Gedung Putih.

Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrem, Puncak Musim Hujan Diprediksi Sampai Februari

Menurut laporan kantor berita negara KCNA, Kim berbicara di kongres partai di Pyongyang beberapa hari sebelum Presiden terpilih AS Joe Biden menjabat.

Kim mengatakan, mencabut kebijakan bermusuhan itu akan menjadi kunci bagi hubungan Korea Utara - AS.

\"Kegiatan politik luar negeri kami harus difokuskan dan diarahkan kembali untuk menundukkan AS, musuh terbesar kami dan hambatan utama bagi perkembangan inovatif kami,\" kata Kim seperti ditulis KCNA dalam laporannya.

\"Tak masalah siapa yang berkuasa di AS, watak sejati AS dan kebijakan fundamentalnya terhadap Korea Utara tidak pernah berubah,\" imbuhnya.

Baca juga: Ridwan Kamil Tinjau Lokasi Tanah Longsor di Sumedang

Kim bersumpah untuk memperluas hubungan dengan \"pasukan anti imperialis, independen\" dan menyerukan perluasan kemampuan nuklir. Belum ada komentar langsung dari Departemen Luar Negeri AS. Seorang juru bicara kampanye Biden pun menolak berkomentar.

Biden, yang merupakan wakil presiden di bawah Presiden Barack Obama, menyebut Kim sebagai \"bajingan\" selama kampanye pemilihan, dan pada 2019 Korea Utara menyebut Biden sebagai \"anjing gila\" yang perlu \"dipukuli sampai mati dengan tongkat.\"

Kim melakukan tiga pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Presiden AS Donald Trump dan keduanya berkorespondensi dalam serangkaian surat, tapi upaya itu gagal mengarah pada kesepakatan denuklirisasi atau perubahan resmi dalam hubungan kedua negara.

Biden mengatakan pada Oktober bahwa dia hanya akan bertemu Kim dengan syarat bahwa Korea Utara akan setuju untuk menurunkan kapasitas nuklirnya. (ant/dil/jpnn)

Baca juga : Ngeri, Begini Kondisi di Bawah Air Lokasi Pesawat Jatuh Sriwijaya Air

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: