Waspada Banjir, BMKG Perkirakan Sepekan ke Depan Potensi Hujan Lebat di Sejumlah Wilayah Ini
JAKARTA - Selain peningkatan potensi kegempaan, saat ini juga sudah memasuki puncak musim hujan. Sehingga patut diwaspadai peningkatan potensi bencana hidrometeorologi.
\"Januari-Februari memasuki puncak musim hujan karena itu perlu ditingkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi,\" kata kata Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Dodo Gunawan.
Berdasarkan data BMKG pada Dasarian III Januari 2021 terdapat daerah dengan potensi banjir menengah yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi tenggara, Maluku dan Papua.
\"Perlu diwaspadai potensi bencana banjir yang dalam waktu dekat kemungkinan terjadi,\" kata Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan, Ardhasena Sopaheluwakan.
Deputi bidang Meteorologi Guswanto mengatakan, saat ini ada beberapa fenomena cuaca yang harus diwaspadai yaitu MJO (Madden Julian Oscillation) serta fenomena lokal, regional dan global.
MJO saat ini teramati sedang aktif di wilayah Samudra Hindia sebelah barat Sumatera. Fenomena gelombang asmosfer (Kelvin Wave) diprakirakan cukup aktif di sebagian wilayah Indonesia bagian timur periode 14-17 Januari 2021.
Sedangkan Angin Monsun Asia mengalami penurunan intensitas dalam sepekan terakhir dan diperkirakan akan meningkat kembali dalam sepekan ke depan. Sementara suhu muka laut masih relatif hangat.
BMKG memprakirakan pada periode 16-21 Januari 2021 potensi hujan lebat dengan intensitas sedang-lebat terdapat di wilayah, Aceh, Sumatera Utara, Jami, Sumatera Selatan, anten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Malukua, Papua Barat dan Papua.
Pada tujuh hari ke depan juga terdapat prospek pertumbuhan awan konvektif (Cumulonimbus) bercampur dengan awan konvektif lainya dengan tingkat kerapatan Occasional (OCNL) sekitar 50-75 persen di atas wilayah Aceh dan Sumatera Utara, Samudra Hindia sebelah barat Sumatera, Sumatera Selatan, Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, perairan selatan Pulau Jawa, NTB, NTT, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara dan Laut Jawa. Perairan Selat Makassar, sebagian besar Sulawesi, Laut Sulawesi, Kepulauan Halmahera dan Kepulauan Maluku.
Serta potensi pertumbuhan awan CB dengan tingkat kerapatan Frequent (FRQ) di atas 75 persen terjadi di atas wilayah Riau, Kepulauan Riau, perairan Natuna, Bangka Belitung, perairan utara Kepulauan Halmahera.
Prakiraan potensi pertumbuhan awan konvektif periode Desember 2020-Januari 2021 yang menghasilkan gangguan penerbangan berpotensi pada sebagian besar wilayah Indonesia bagian tengah hingga bagian timur.
Wilayah paling berpotensi pertumbuhan awan konvektif terbesar terjadi di sekitar wilayah NTB hingga NTT pada periode tersebut.
BMKG juga memprakirakan potensi gelombang tinggi periode 15-24 Januari 2021 yaitu dengan ketinggian 2.5-4.0 meter (Rough Sea) berpeluang terjadi di Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan selatan Pulau Jawa, Samudra Hindia barat Lampung hingga selatan NTB, Laut Natuna, Perairan Kep. Anambas, Perairan timur Kep. Bintan-Kep. Lingga, Laut Jawa bagian Timur, Selat Makassar bagian selatan, Laut Sulawesi, Perairan Kep. Sangihe-Kep. Talaud,Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua.
Selanjutnya tinggi Gelombang 4.0-6.0 meter (Very Rough Sea) berpeluang terjadi di Perairan utara Kepulauan Natuna dan tinggi Gelombang lebih dari 6.0 meter (Extrem Sea) berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: