Singapura-Malaysia Minta Data Resmi Sinovac

Singapura-Malaysia Minta Data Resmi Sinovac

JAKARTA-Singapura dan Malaysia dilaporkan tengah kembali meninjau penggunaan vaksin Sinovac buatan China. Menyusul, hasil efikasi yang diumumkan Brasil pada Selasa (12/1) hanya efektif 50,4 persen mencegah gejala simtomatik.

Hasil itu hampir tidak memenuhi ambang batas untuk mendapatkan persetujuan regulasi, sekaligus turun dari hasil efikasi sebelumnya yang diumumkan Brasil pekan lalu yaitu 78 persen.

Menteri Kesehatan Singapura Gan Kim Yong mengatakan, vaksin Sinovac harus melalui pengawasan peraturan dan otorisasi oleh Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura (HAS) sebelum dapat diberikan kepada publik.

\"Kami akan teliti datanya saat datang, daripada bergantung pada angka yang dilaporkan. Lebih baik mengandalkan data resmi yang kami terima dari Sinovac sendiri,\" kata Gan Kim Yong seperti dikutip dari Straits Times, Jumat (15/1).

Gan menjelaskan, HAS akan menilai datanya dan komite ahli Covid-19 negara juga akan mengevaluasi apakah vaksin itu cocok untuk vaksinasi di Singapura.

Sementara itu, Menteri Sains, Teknologi, dan Inovasi Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan, bahwa pihaknya akan melanjutkan pengadaan pasokan vaksin Sinovac, hanya jika vaksin itu memenuhi standar keamanan dan kemanjuran regulator lokal.

\"Malaysia pertama-tama akan meninjau data klinis Sinovac sebelum memberikan keputusan. Jika kami tidak puas dengan keamanan dan kemanjuran, kami tidak akan melakukan pengadaan,\" kata Khairy melalui cuit di Twitternya.

Sehari sebelumnya, Selasa (12/1), Pharmaniaga Bhd Malaysia menandatangani kesepakatan dengan Sinovac untuk membeli 14 juta dosis vaksin Covid-19 dan kemudian memproduksinya di dalam negeri.

Selain itu, Negeri Jiran juga sedang dalam pembicaraan dengan produsen vaksin lainnya yakni CanSino Biologics China dan Institut Gamaleya Rusia untuk mengamankan total 23,9 juta dosis vaksin Covid-19.

Hasil efikasi vaksin Coronavac buatan Sinovac Biotech yang diumumkan Brasil Selasa (12/1) menimbulkan pertanyaan dari berbagai pihak. Pasalnya, pekan lalu Brasil baru menyatakan bahwa vaksin itu efektif 78 persen dalam uji coba tahap akhir.

Dalam laporan terbarunya, Brasil mengklaim secara keseluruhan, vaksin itu 50 persen efektif mencegah pasien tertular Covid-19, termasuk untuk kasus yang sangat ringan meski tidak menunjukkan gejala (asimtomatik).

\"Ini adalah vaksin yang aman dan efektif yang memenuhi semua kriteria untuk membenarkan penggunaannya dalam keadaan darurat,\" kata Dimas Covas selaku Direktur Pusat Kesehatan Publik Sao Paulo, Institut Butantan.

Dilansir Channel News Asia, beberapa ilmuwan dan pengamat mengecam Butantan karena pekan lalu merilis sebagian data yang menghasilkan ekspektasi yang tidak realistis. Dengan menurunnya hasil efikasi yang dilaporkan, kemungkinan akan menambah keraguan di Brasil tentang vaksin buatan China.

\"Kami memiliki vaksin yang bagus. Bukan vaksin terbaik di dunia. Bukan vaksin yang ideal,\" kata Ahli Mikrobiologi Natalia Pasternak, mengkritik nada kemenangan yang diumumkan Institut Butantan pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: