Mahfuz: Tidak Boleh Berdiam Diri Lihat Situasi Sulit Masyarakat
JAKARTA- Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia memprediksi krisis berlarut akibat pandemi Covid-19 bakal berlangsung semakin lama. Tidak akan selesai pada tahun 2022 sesuai dengan tahapan program pemberian vaksin.
Sebagai respons politik dan tanggungjawab sosial, maka Partai Gelora tidak bisa berdiam diri melihat situasi sulit masyarakat dalam menghadapi krisis ekonomi saat ini. Melalui Bidang UMKM dan Ekonomi Keluarga (Ekkel), Partai Gelora telah menyiapkan berbagai program pemberdayaan dengan memunculkan usaha ekonomi baru berbasis ekonomi keluarga.
“Kita tidak tahu ada apakah perbaikan ekonomi setelah 2022, karena krisis ini akan jauh lebih panjang dari sekedar tahapan berakhirnya vaksin 2022. Apa artinya? Sebagian besar masyarakat yang kategori ekonominya menengah ke bawah dan yang akan bekerja di sektor informal akan terus menghadapi kesulitan,” kata Mahfuz Sidik, Sekjen Partai Gelora dalam keterangannya, Minggu (24/1).
Hal ini disampaikan Mahfuz saat menutup Webinar Yespreneur Web Series #Day2 Traning Of Trainers (TOT) Pendampingain UMKM yang diselenggarakan Bidang UMKM dan EKonomi Keluarga (Ekkel) Partai Gelora. Webinar Yespreneur TOT Pendampingan UKM ini berlangsung selama dua hari pada Jumat (22/1) dan Sabtu (23/1).
Karena itu, Mahfuz mengapresiasi Bidang UMKM dan Ekkel yang dipimpin Srie Wulandari (Coach Wulan) yang sangat progresif dan bergerak lebih awal sebagai bukti komitmen politik dan kemasyarakatan Partai Gelora untuk tidak bisa berdiam diri melihat situasi krisis yang sedang dialami masyarakat.
“Jadi keikutsertaan dalam acara pendampingan UMKM ini punya makna strategis, tapi sekaligus menjadi pembuktian dari komitmen politik dan kenyataan sosial dan komitmeen kemasyarakatan kita (Partai Gelora, red) untuk tidak berdiam diri melihat situasi yang sedang dialami masyarakat,” katanya.
Menurut dia, pandemi Covid-19 telah memunculkan geliat usaha baru, yakni usaha ekonomi berbasis keluarga. Namun, jika mengacu pada peraturan perundang-undangan, usaha-usaha berbasis ekonomi keluarga belum diatur. “Dalam era digital saat ini, rintisan-rintisan usaha berbasis ekonomi keluarga ini, geliat baru, fenomena baru pertumbuhan ekonomi. Ini harus mendapatkan perhatian penting, apalagai jika dikaitkan dengan pemilu mendatang,” katanya.
Mahfuz menilai, keluarga adalah sumber penggalangan suara terdepan dalam Pemilu 2024 mendatang. Sebab, dalam situasi pandemi Covid-19 ada suatu pandangan bahwa partai politik akan mengalami kesulitan untuk \'menjual\' programnya dalam menarik simpati masyarakat.
“Ada semacam kesulitan bagi partai politik untuk melakukan hard selling atau hard market. Kasarnya orang lagi susah jualan partai, siapa yang mau beli. Tetapi bagi Partai Gelora bukan berdiam diri, tidak bekerja, terperangkap atau tersandera dalam situasi ini,” tandasnya.
Apa yang dilakukan Partai Gelora saat ini, lanjut Mahfuz, adalah mencari empati masyarakat, dan bukan memaksakan kehendak dengan mengedepankan spirit pemberdayaan kepada masyarakat melalui berbagai cara pendekatan. Pendekatan tersebut bisa dilaukan melalui hulu dan hilir.
Hulunya adalah para pelaku UMKM yang mmbutuhkan pemberdayaan dan advokasi. Hilirnya adalah keluarga yang kehilangan pekerjaan dengan memulai usaha baru ekonomi berbasis keluarga. “Ini sesuatu menarik dan bisa menjadi terobosan. Kalau kita membantu advokasi dan mengedukasi UMKM sudah banyak pemainnya, sebagian berhasil dan sebagian tidak berhasil. Tetapi kalau kita bergerak di ruang terkecil keluarga, saya kira akan menjadi jembatan yang sangat baik dan efektifnya,” tegasnya.
Mahfuz mengatakan, bidang UKM dan Ekkel bisa bersinergi dengan bidang-bidang lainnya untuk melakukan pendekatan ke keluarga. Bidang UMKM dan Ekkel bisa melalui pintu masuk melului ekonomi keluargaa, sementara bidang lain bisa melalui pintu masuk perempuan, kesehatan dan agama.
“Seringkali untuk meleembutkan hati seseorang tidak dengan nasiehat agama, tapi dengan pelayanan. Kita bisa bantu ekonomi, bukan finansialnya, kita beri knowledge dan skill dan mereka bisa keluar dari krisis.Mereka akan merasa dilayani, dan hikmah semacarm ini akan menciptakan ikatan hati,” ujarnya.
Mahfuz menegaskan, para pendamping UMKM Partai Geelora bisa menjadi informal leader. Saat ini masyarakat kehilangan panutan dan lebih percaya media sosial (medsos) yang menjadi rujukan informasi dan menajdi patron dalam bertindak. “Kita kehilangan informal leadel dari lurah, camat, polisi, menteri, bahkan presidennya juga tidak dipercaya, semua kehilangan wibawa dan teladan. Ada social distrust. Nah para pendamping ini bisa menjadi informal leader dan panutan di tengah masyarakat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: