Idola Baru

Idola Baru

Dengan YouTube-nya itu –dan dengan Twitter-nya tadi– Gill membangun kepercayaan di kalangan pelanggan r/WallStreetBets. Pengikutnya banyak. Chatting-nya di r/WallStreetBets jadi favorit.

Gill lantas menggerakkan pengguna forum chatting r/WallStreetBets untuk melakukan short pada saham GameStop.

Mereka bersatu membeli saham GameStop. Yakni perusahaan persewaan alat game dan kontennya.

GameStop bukan perusahaan besar. Sahamnya tidak terlalu diperhatikan orang. Perusahaan itu juga bukan perusahaan hebat. Pernah dua kali bangkrut.

Gill melihat harga saham GameStop terlalu rendah dari seharusnya. Mungkin karena citra perusahaan itu lemah. Harga sahamnya pun murah.

Gill membelinya. Tujuh bulan lalu. Dengan uang pinjaman dari ibunya. Lalu ia merekam video-video YouTube-nya. Dan menggalakkan Twitter-nya.

Ketika pengguna r/WallStreetBets sudah percaya padanya dilakukanlah short. Lewat broker eceran saham Robinhood. Dari broker itu mereka meminjam saham. Untuk dimainkan: menaikkan dan menurunkan harga saham GameStop. Mereka membeli saat harga jatuh, menjual saat harga naik.

Lalu terjadilah yang sudah terjadi minggu lalu itu. Uang Rp 1.000 triliun ludes di saham GameStop. Terutama uang dari perusahaan-perusahaan hedging. Dan dari pembeli perorangan. Yang jumlahnya sekitar 5 juta orang.

\"Pokoknya kalau Gill masih di dalam permainan ini kita pun masih ikut di dalamnya,\" ujar anggota r/WallStreetBets. Yang dimaksud adalah Gill. Mereka begitu percaya padanya.

Kerugian terbesar diderita Melvin Capital. Lalu Citadel. Dua perusahaan hedging itu sendiri diduga rugi sampai Rp 100 triliun.

Gill bukan mahasiswa waktu kuliah dulu. Almamaternya pun bukan universitas terkemuka. Ia lulusan –mungkin Anda belum pernah mendengar namanya– Stonehill Collage. Yakni perguruan tinggi kecil di kota kecil di sebelah kota Brockton.

Ketika Juni 2019 ia membeli saham GameStop harganya masih USD 5 per lembar. Ia membeli sebanyak USD 53 ribu. Setelah 7 bulan ia aktif di medsos, saham GameStop naik drastis. Ia bisa untung sampai USD 350 juta.

Medsos, di zaman ini, ternyata sudah bisa diajak kolusi. (dahlan iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: