Jamie Raskin

Jamie Raskin

Tentu Anda ingat Disway minggu lalu. Yang menceritakan siapa Raskin. Yang putrinya melarangnya pergi ke Capitol tanggal 6 Januari lalu. Sang putri tidak mau ayahnya mati. Sang putri terus mengikuti perkembangan politik. Hari itu kota Washington DC amat tegang. Puluhan ribu pendukung Trump berkumpul di Washington. Mereka akan menggeruduk sidang Kongres –gabungan DPR dan DPD– yang acaranya pengesahan Joe Biden sebagai presiden terpilih.

Sang ayah ngotot pergi ke Capitol. Ia sudah disumpah untuk membela konstitusi. Sang putri tidak mau kehilangan ayah. Sehari sebelumnya dia baru kehilangan kakak laki-lakinya yang bunuh diri.

Akhirnya sang putri mengizinkan bapaknyi ke Capitol. Tapi ada syaratnya. Sang putri harus ikut untuk menjaganya.

Ketika sang ayah di ruang sidang sang putri menunggu di ruang lain. Ketika pendukung Trump menyerbu masuk Capitol sang putri sembunyi di bawah meja. Ancaman kematian di mana-mana di gedung itu.

Adegan itulah yang ditayangkan Prof Raskin di sidang pendahuluan Senat. Dramatik sekali. Itulah alasan mengapa menyidangkan Trump di Senat tidak melanggar konstitusi.

Saat itu wakil Republik masih selalu mengatakan menyidangkan Trump adalah inkonstitusional. Mengapa? Trump sudah bukan presiden lagi. Senat sudah tidak bisa menjangkau orang yang sudah tidak menjabat.

Raskin beralasan: kalau Trump tidak bisa diadili karena sudah bukan presiden, maka Presiden yang akan datang bisa berbuat semaunya di hari terakhir masa jabatan. Toh besoknya sudah tidak menjabat lagi. Pengadilan di Senat itu, kata Raskin, perlu untuk mengamankan masa depan.

Akhirnya, putusan hari itu, Trump layak diadili di Senat. Enam orang anggota Senat dari Republik juga berpendapat begitu. Maka pemungutan suara dilakukan: 56:44. Trump layak diadili di Senat. Untuk keputusan jenis ini tidak harus 2/3 suara.

Salah satu dari enam anggota Republik itu wakil dari Louisiana. Namanya: Bill Cassidy. \"Saya ini rasional saja. Kalau pemilih saya marah saya suruh lihat sendiri jalannya sidang,\" ujarnya.

Prof Raskin memang jadi bintang panggung di sidang itu. Alasannya sangat meyakinkan. Sebaliknya, pengacara Trump, tampil sebagai gombal. Bicaranya muter-muter. Satu jam lamanya. Sampai-sampai TV pendukung Trump sendiri, Newsmax, jengkel. Di tengah-tengah siaran langsung itu, pidato pengacara itu dihentikan. Diisi wawancara dengan profesor hukum terkemuka dari Harvard University: Alan Dershowitz.

Sang profesor geleng-geleng kepala. \"Bagaimana bisa pengacara itu ngomongnya seperti itu,\" ujarnya. Ia juga memuji penampilan Raskin. \"Raskin itu salah satu murid terbaik saya di Harvard,\" ujarnya.

Trump sendiri, menurut Politico, sangat kesal kepada pengacaranya itu. Trump mengikuti jalannya sidang itu lewat Newsmax. Betapa jengkelnya.

Tapi kita tidak lagi bisa tahu tingkat kejengkelan Trump. Ia sudah dilarang secara permanen untuk menggunakan Twitter. Betapa serunya kalau Trump masih bisa main di medsos.

Juga betapa seru seandainya Trump tampil sendiri di sidang itu –tanpa mewakilkannya ke pengacara.

Pertanyaannya: apakah Trump tidak menggerakkan buzzer. Yang bisa dibayar itu –bahkan dengan menggunakan uang rakyat di APBN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: