Wajah Baru Alun-alun Majalengka Disambut Antusias Masyarakat
MAJALENGKA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka berkomitmen memberikan akses berupa ruang publik kepada masyarakat, sebagai upaya meningkatkan indeks kebahagian masyarakat. Beberapa ruang publik tersebut diresmikan Bupati Majalengka, Senin (8/2) lalu. Salah satunya Alun-alun Majalengka.
Alun-alun Majalengka memakan biaya Rp18 miliar dari APBD Provinsi Jawa Barat, digadang-gadang menjadi salah satu yang terindah di Indonesia. Proses pembangunan alun-alun dimulai pada September 2019 lalu.
Suasana Alun-alun Majalengka kini mempercantik kota. Hamparan rumput sintetis menghijau di area barat, dekat Masjid Al-Imam. Di sebelah timur, tata ruang bidang taman dengan konstruksi bangunan bergaya terakota. Nuansa moderen klasik di Alun-alun Majalengka.
Kesan historis juga masih akan melekat erat di Alun-alun Majalengka mengingat lokasinya di dekat kawasan Pendopo Bupati dan Masjid Agung.
Dengan dibangunnya ruang publik, bupati berharap masyarakat dapat memanfaatkannya dengan baik dan menjaganya karena ruang publik akan menjadi daya tarik bagi masyarakat Kabupaten Majalengka dan wisatawan dari luar Majalengka.
Pantauan Radar, masyarakat sangat antusias dengan pembukaan Alun-alun Majalengka. Buktinya sejak pagi hingga malam hari, warga datang silih berganti.
Sebelum ada kebijakan Alun-alun Majalengka ditutup sementara, sejak pukul 06.00 warga sudah mulai berdatangan. Para pengujung terutama anak-anak asyik bermain di atas rumput sintetis dengan bertelanjang kaki.
Para penggemar gowes juga mulai memadati kawasan alun-alun. Tidak sedikit juga pengunjung yang jogging mengitari alun-alun, dan berolahraga ringan. “Saya baru kali ini datang ke Alun-alun Majalengka. Saya penasaran dengan viralnya kerumunan massa yang membeludak di medsos walaupun rumah saya dekat. Ternyata sangat asyik alun-alun sekarang,” kata warga Kelurahan Majalengka kulon, H Gandrung Sutarno.
Meski sudah diresmikan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka, Ir Hj Nadisha Hanna Haritztin MM menyatakan, belum ada serah terima pengelolaan Alun-alun Majalengka dari Dinas PUTR ke DLH. “Kami hanya diperintah untuk memelihara kebersihannya saja,” ujar Kadis Nadisha.
Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Kusnandar SSos MM MSi menambahkan pihaknya mengerahkan tujuh petugas taman dan empat petugas kebersihan. Bertugas mulai dari alun-alun jalur jalan pedestrian Pujasera sampai depan kantor Kementerian Agama.
Sekretaris Daerah (Sekda) Majalengka, Drs H Eman Suherman MM mengakui sejak peresmian Alun-alun Majalengka menemukan sejumlah fakta. Menuai prokontra. Sehingga diputuskan untuk ditutup sementara.
Diakui eman, diresmikannya kawasan publik tersebut menjadi bukti keberhasilan pembangunan infrastruktur pemerintah daerah yang harus dinikmati oleh masyarakat. Namun, di sisi lain, ketika dapat dinikmati oleh masyarakat menjadi kontradiktif karena bertentangan dengan program penerapan kebijakan PPKM skala mikro di masa pandemi.
Sejumlah petugas dari Satpol PP, TNI-Polri maupun Dishub mengawasi di sekitar kawasan alun-alun. Disamping itu juga, ada spanduk-spanduk berisi imbauan agar sementara waktu tidak berkunjung terlebih dahulu. Penutupan tersebut, dilaksanakan hingga tanggal 22 Februari 2021 atau selepas evaluasi penerapan PPKM skala mikro yang selesai pada sehari sebelumnya.
Masih kata Eman, untuk mencegah penularan Covid-19, selain sudah disediakan toilet yang representatif, bila dibuka kembali untuk umum, alun-alun sudah dilengkapi juga dengan tempat cuci tangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: